TARI ZAPIN MELAYU
Halloo , aku balik lagi
nihh hihihi (so happy)
Indonesia sangat beragam
macam adat,istiadat dan kebudayaan , salah satunya TARI TRADISONAL adalah salah
satu kebudayaan yang ada dlam suatu daerah di DUNIAA. Tarian sudah ditemukan
sejak lampau (scroll this out)
Tari zaman prasejarah / zaman primitive
Zaman primitif adalah zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Zaman primitif ini berkisar anatara tahun 20.000 SM – 400 M.
Pada zaman masyarakat primitive ada 2 zaman
yaitu zaman batu dan zaman logam. Pada zaman batu kemungkinan tari – tarian
hanya diiringi dengan sorak – sorai serta tepukan tangan. Sedangkan pada zaman
logam sudah terdapat peninggalan instrument music yang ada sangkut pautnya
dengan tari yaitu nekara atau kendang yang dibuat perunggu.
Diantara lukisan – lukisan yang menghias
nekara itu ada lukisan yang menggambarkan penari yang pada kepalanya dihias
bulu – bulu burung dan daun – daunan.
Seni muncul dari ungkapan perasaan ekspresi
manusia atas suatu suasana tertentu. lonjakan kegembiraan seseorang saat
memperoleh kesenangan akan membentuk gerakan ekspresif , lompatan manusia purba
ketika berburu binatang juga terjadi secara spontan. Gerakan – gerakan inilah
yang kemudian mengkristal dan disusun dalam bentuk tarian. dari berbagai
peristiwa sehari – hari kemudian terlahir bentuk – bentuk rangkaian gerak yang
diwujudkan dalam bentuk upacra ritual masyarakat purba.
Dengan diiringi pukulan – pukulan genderang
dan sejenisnya, kelompok masyarakat purba bergerak – gerak mengelilingi api
unggun yang menyala sambil melantunkan mantra – mantra dan nyanyian – nyanyian
persembahan bagi nenek moyang mereka. inilah cikal bakal tumbuhnya tari.
Tari primitif merupakan tari yang berkembang
di daerah yang menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini lebih
menekankan tari yang memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif
biasanya merupakan wujud kehendak berupa pernyataan maksud dilaksanakan dan
permohonan tarian tersebut dilaksanakan.
Ciri tari pada zaman primitif adalah
kesederhanaan kostum, gerak dan iringan menjadi lebih dominan bertujuan untuk
kehendak tertentu sehungga ungkapan ekspresi yang dilakukan berhubungan dengan
permintaan yang diinginkan. ciri – ciri tari primitif antara lain :
1. gerak dan iringan sangat
sederhana berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara / gerak – gerak
saja yang dilakukan
2. gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya menirukan gerak binatang karena berburu, proses inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
3. instrumen sangat sederhana terdiri dari tifa, kendang, / intrumen yang hanya dipukul secara tetap bahkan tanpa memperhatikan dinamika
4. tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar.
5. tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
6. tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Kehidupan masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah dan bercocok tanam.
7. tarian primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif.
8. atribut pakaian menggunakan bulu – buluan dan daun – daunan
9. formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan.
10. tarian ini berkembang pada masyarakat yang menganutpola tradisi primitif / purba dimana berhubungan dengan pemujaan nenk moyang dan penyembahan leluhur. Contoh tari primitif tari bailita dan tari dayang modan.
2. gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya menirukan gerak binatang karena berburu, proses inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
3. instrumen sangat sederhana terdiri dari tifa, kendang, / intrumen yang hanya dipukul secara tetap bahkan tanpa memperhatikan dinamika
4. tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar.
5. tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
6. tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Kehidupan masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah dan bercocok tanam.
7. tarian primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif.
8. atribut pakaian menggunakan bulu – buluan dan daun – daunan
9. formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan.
10. tarian ini berkembang pada masyarakat yang menganutpola tradisi primitif / purba dimana berhubungan dengan pemujaan nenk moyang dan penyembahan leluhur. Contoh tari primitif tari bailita dan tari dayang modan.
2. Tari zaman feodal / penjajahan ( 400 M – 1945)
Zaman feodal / zaman penjajahan berkisar
antara tahun 400 M – 1945. Jenis Tari zaman feodal ini ditandai dengan
bermunculan para pakar tari yang memberikan macam – macam definisi. Tokoh –
tokoh tersebut antara lain curt sach, soedarsono, corry hamstrong, la mery dan
lain sebagainya.
Pada zaman ini tari memiliki berbagai fungsi
antara lain tari upacara, tari hiburan, tari pertunjukan. Tari yang berfungsi
sebagai upacara ritual dan yang berfungsi sebagai hiburan pribadi sebagian
tidak tercakup karena tari ritual pada umumnya lebih mementingkan tujuan dari
pada bentuk penyajiannya, sedangkan tari hiburan lebih mementingkan
keikutsertaan penari dalam tari itu dari pada kenikmatan untuk menontonnya.
Pada zaman feodal ini tari di Indonesia banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan yang datang dari luar khususnya India. Selanjutnya
muncul Islam melalui kerajaan – kerajaan di Indonesia saat itu, serta pengaruh
perluasan wilayah bangsa barat yang kemudian membawa situasi tari di Indonesia
lebih modern.
Perkembangan tari zaman feodal dianggap baik
karena pengaruh agama hindu, seni tari merupakan bagian yang penting dalam
upacara keagamaan yang salah satu buktinya yaitu terdapat gambar atau relief
candi yang menggambarkan para penari sedang menari diiringi beberapa instrumen
musik.
Pada zaman Indonesia Hindu lahir tari istana
sebagai seni yang memiliki nilai artistik yang tinggi antara lain golek,
gambyong. Dengan masuknya pengaruh budaya hindu lahirb wayang wong, sapta
bedaya, wayang topeng, sri kepi, klana topeng dan lain sebagainya.
Zaman feodal juga banyak dipengaruhi oleh
pengaruh agama Islam. Pengaruh agama Islam yang membawa seni tari lebih
berkembang karena digunakan sebagai media penyebaran agama Islam terutama di
kerajaan Mataram, Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Demak. Pada zaman ini juga
muncul beberapa topeng antara lain panji kasatriyan, candra kirana, handoyo,
raton, klano, denowo, tembem, pentul dan lain sebagainya.
Setelah zaman invasi (perluasan wilayah)
bangsa Barat, seni tari lebih berkembang hal ini terbukti dengan banyaknya tari
yang diciptakan oleh penata tari dan bangsawan antara lain tari bedhaya,
Srimpi, beksan, wireng, dan drama tari (sendratari). Pada zaman feodal / penjajahan
juga banyak muncul tari yang bertemakan kepahlawanan / heroik antara lain tari
pejuang, bandayuda, prawiroguna, keprajuritan dan lain sebagainya.
3. Tari zaman modern ( zaman setelah indonesia
merdekan sampai sekarang)
Jenis tari zaman modern ini ditandai dengan
munculnya koreografer – koreografer individu yang menciptakan karya – karya
baru, lebih sebagai ekspresi diri dari pada ekspresi komunal. Gagasan
koreografer individual sebagai sebuah aspek penting dari dampak kebudayaan
barat. Tokoh – tokoh tari modern antara lain isadora Duncan, Martha Graham,
doris Humphrey, Mary Wigman dan lain sebagainya.
Tokoh tari modern dari Indonesia salah satunya
adalah Sardono W Kusumodan Sal Murgiyanto. Karya tari yang muncul pada zaman
modern ini antara lain Dongeng dari Dirah, Meta Ekologi, Hutan yang Merintih.
Di Indonesia pada masa setelah merdeka juga muncul tari yang bernuansa
tradisional garapan baru yaitu tari Karno Tanding, Tari Retno Ngayuda, Tari
Retno Tinanding, Tari Menak Koncar dan lain sebagainya (ayomenari.com)
Bisanya setiap daerah
pasti mempunyai adat tarian masing-masing , dengan gerakan , pakaian dan music
yang khas dengan daerah nya. Dan pada setiap tarian mempunyai artian
masing-masing setiap gerakan , dan situasi nya yaa..
Tak di pungkiri lagi
manusia dan tarian erat sekali dengan kebudayaan adat masyarakat daerah
nya, ini beberapa faktor hubungan tarian dan masyarakat : (scroll this out)
- Hubungan Tari Dengan Likungan Sosial
manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai
makhluk biologis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia
atau “homo sapiens”, sama seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran
masing-masing dalam menunjang sistem kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia
merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat secara berkelompok membentuk
budaya. Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yang didukung
tidak saja oleh makhluk hidup (biotik), tetapi juga benda mati (abiotik), dan
berlangsung dalam dinamikanya seluruh komponen kehidupan itu. Ada perpaduan
erat antara yang hidup dengan yang mati dalam kehidupan. Mati adalah bagian
dari daur kehidupan yang memungkinkan terciptanya kehidupan itu secara
berlanjut. Lingkungan hidup adalah suatu konsep holistik yang berwujud di bumi
ini dalam bentuk, susunan, dan fungsi interaktif antara semua pengada baik yang
insani (biotik) maupun yang ragawi (abiotik). Keduanya saling mempengaruhi dan
menentukan, baik bentuk dan perwujudan bumi di mana berlangsungnya kehidupan
yaitu biosfir maupun bentuk dan perwujudan dari kehidupan itu sendiri, seperti
yang disebutkan dalam hipotesa Gaia. Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut
tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, oleh karena itu yang dimaksud dengan
lingkungan hidup adalah lingkungan hidup manusia.
Belum ada definisi tentang lingkungan sosial budaya yang
disepakati oleh para ahli sosial, karena perbedaan wawasan masing-masing dalam
memandang konsep lingkungan sosial budaya. Untuk itu digunakan definisi kerja
lingkungan sosial budaya, yaitu lingkungan antar manusia yang meliputi:
pola-pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu
lingkungan spasial (ruang); yang ruang lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan
pola-pola hubungan sosial tersebut (termasuk perilaku manusia di dalamnya); dan
oleh tingkat rasa integrasi mereka yang berada di dalamnya.
Oleh karena itu, lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam lingkungan spasial tertentu.
Oleh karena itu, lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam lingkungan spasial tertentu.
Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia di muka bumi. Ini berarti bahwa lingkungan sosial budaya sudah ada sejak makhluk manusia atau homo sapiens ini ada atau diciptakan. Lingkungan sosial budaya mengalami perubahan sejalan dengan peningkatan kemampuan adaptasi kultural manusia terhadap lingkungannya.
Manusia lebih mengandalkan kemampuan adaptasi kulturalnya dibandingkan dengan kemampuan adaptasi biologis (fisiologis maupun morfologis) yang dimilikinya seperti organisme lain dalam melakukan interaksi dengan lingkungan hidup. Karena Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, maka yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah lingkungan hidup manusia. Sehingga hubungan antara tari dengan likungan sosial sangat erat dimana tari sering dijadikan sebagai alat interaksi antar manusia yang satu dengan yang lain, dijadikan hiburan, tontonan dan bahkan dalam pembelajaran.
- Hubungan Tari Dengan agama
Agama,
Budaya dan Masyarakat jelas tidak akan berdiri sendiri, ketiganya memiliki
hubungan yang sangat erat dalam dialektikanya; selaras dalam menciptakan
ataupun kemudian saling menegasikan.
Proses dialektika yang berjalan menurut Berger, dialami agama dengan tiga bentuk. Pertama, energi eksternalisasi yang dimiliki individu dalam bermasyarakat kemudian membentuk sebuah bentuk kedua, Objektivasi atas kreasi manusia dan akhirnya berputar kembali dalam bentuk ketiga, dengan arus informasi yang menginternalisasi kedalam individu-individu. Dalam dialektika ini, bukan berarti stagnan. Hasil eksternalisasi yang ter-Objektivikasi selalu mengalami perkembangan, manusia tidak pernah puas atas hasil yang telah dicapai. Dalam pandangan yang Idealis atu perspektif, manusia memiliki pengandaian yang normatif yang selalu tidak berhenti dengan satu ciptaan. Ketidak terjebakan manusia dalam imanensi dan selalu berhadapan dengan keabsurdan membuat manusia –dan Agama yang juga berada dalam dialektika ini akhirnya bersifat dinamis. Begitu juga budaya, proses dialektika yang dialami bersama Agama tidaklah jauh berbeda bahkan sama. Tiga bentuk; Eksternalisasi, Objektivikasi dan Internalisasi juga merupakan proses bagaimana budaya terbentuk dan bagaimana ia berhubungan dengan Agama.
Saat Budaya ataupun Agama dianggap sebagai an sich, manusia terlahir di dunia mau tidak mau harus menerima warisan sebuah ide-ide, sistem tingkah laku, dan artefak yang sebelumnya telah ada. Berbeda dengan ketika budaya ataupun agama dimaknai sebagai proses, keduanya dipandang dalam bentuk kontinyuitas perkembangan, kebangkitan, dan keruntuhan sutau kebudayaan.
Kebudayaan dan Agama sebagai proses adalah realitas yang tidak terhenti satu jejak saja. Fluiditas keduanya merupakan jejak nostalgia dari sebelumnya untuk titik tolak menuju jejak berikut yang bersifat menambahi, merubah atau bahkan meniadakan. Jadi hubungan tari dengan agama adalah tari sering digunakan oleh masyarakat pada zaman dahulu dan sekarang dalam ritual keagamaan, contphnya seperti di Bali tari rejang dewa hanya ditarikan oleh remaja atau anak wanita kecil yang masih perawan dan contoh – contoh lainnya.
Proses dialektika yang berjalan menurut Berger, dialami agama dengan tiga bentuk. Pertama, energi eksternalisasi yang dimiliki individu dalam bermasyarakat kemudian membentuk sebuah bentuk kedua, Objektivasi atas kreasi manusia dan akhirnya berputar kembali dalam bentuk ketiga, dengan arus informasi yang menginternalisasi kedalam individu-individu. Dalam dialektika ini, bukan berarti stagnan. Hasil eksternalisasi yang ter-Objektivikasi selalu mengalami perkembangan, manusia tidak pernah puas atas hasil yang telah dicapai. Dalam pandangan yang Idealis atu perspektif, manusia memiliki pengandaian yang normatif yang selalu tidak berhenti dengan satu ciptaan. Ketidak terjebakan manusia dalam imanensi dan selalu berhadapan dengan keabsurdan membuat manusia –dan Agama yang juga berada dalam dialektika ini akhirnya bersifat dinamis. Begitu juga budaya, proses dialektika yang dialami bersama Agama tidaklah jauh berbeda bahkan sama. Tiga bentuk; Eksternalisasi, Objektivikasi dan Internalisasi juga merupakan proses bagaimana budaya terbentuk dan bagaimana ia berhubungan dengan Agama.
Saat Budaya ataupun Agama dianggap sebagai an sich, manusia terlahir di dunia mau tidak mau harus menerima warisan sebuah ide-ide, sistem tingkah laku, dan artefak yang sebelumnya telah ada. Berbeda dengan ketika budaya ataupun agama dimaknai sebagai proses, keduanya dipandang dalam bentuk kontinyuitas perkembangan, kebangkitan, dan keruntuhan sutau kebudayaan.
Kebudayaan dan Agama sebagai proses adalah realitas yang tidak terhenti satu jejak saja. Fluiditas keduanya merupakan jejak nostalgia dari sebelumnya untuk titik tolak menuju jejak berikut yang bersifat menambahi, merubah atau bahkan meniadakan. Jadi hubungan tari dengan agama adalah tari sering digunakan oleh masyarakat pada zaman dahulu dan sekarang dalam ritual keagamaan, contphnya seperti di Bali tari rejang dewa hanya ditarikan oleh remaja atau anak wanita kecil yang masih perawan dan contoh – contoh lainnya.
- Hubungan Tari Dengan pendidikan
Seperti
yang kita ketahui bahwa seni tari dan seni musik termasuk dalam mata pelajaran
di sekolah-sekolah. Hal ini menunjukan adanya hubungan antara tari dan dunia
pendidikan. Kesenian khususnya tari digunakan untukk menyeimbangkan antara otak
kanan dan otak kiri, selain itu kesenian dijadikan mata pelajaran juga untuk
meletarikan budaya bangsa kita. Kemampuan seni tari salah satunya adalah aspek
penting dalam kehidupan. Demikian pada pembelajaran merupakan ranah kognitif
meliputi kemampuan menghapal, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
dan mengevaluasi. Kemampuan psikomotor, yaitu keterampilan yang berkaitan
dengan gerak, menggunakan otot seperti lari, melompat, menari, melukis,
berbicara, membongkar dan memasang peralatan, dan sebagainya. Kemampuan afektif
berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab,
kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang
lain, dan kemampuan mengendalikan diri. Semua kemampuan ini harus menjadi
bagian dari tujuan pembelajaran di sekolah, yang akan dicapai melalui kegiatan
pembelajaran yang tepat.
Masalah afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun implementasinya masih kurang. Hal ini disebabkan merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor. Satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai. Keberhasilan pendidik melaksanakan pembelajaran ranah afektif dan keberhasilan peserta didik mencapai kompetensi afektif perlu dinilai. Oleh karena itu perlu dikembangkan acuan pengembangan perangkat penilaian ranah afektif serta penafsiran hasil pengukurannya.
Masalah afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun implementasinya masih kurang. Hal ini disebabkan merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor. Satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai. Keberhasilan pendidik melaksanakan pembelajaran ranah afektif dan keberhasilan peserta didik mencapai kompetensi afektif perlu dinilai. Oleh karena itu perlu dikembangkan acuan pengembangan perangkat penilaian ranah afektif serta penafsiran hasil pengukurannya.
- Hubungan Tari Dengan Politik
Tubuh tari adalah wilayah kontestasi politik di mana identitas
dibentuk dan diformulasikan banyak kepentingan ideologi di luar tubuh, baik di
tingkat lokal, internasional, maupun pasar. Untuk kepentingan itu, tari
dipisahkan dari sejarah tubuh. Dalam konteks Indonesia, Diyah Larasati (39),
penari-akademisi dari Universitas Minnesota, Minneapolis, AS, menengarai, tari
dibiarkan terus hidup, dipertahankan, bahkan dilindungi atas nama kebudayaan
nasional, tetapi dilakukan tubuh-tubuh yang terpisah sama sekali dari sejarah
realitas. Karena itu ia menolak mendikotomikan tarian tradisional dan
kontemporer, tarian keraton dan tarian rakyat, karena semua menyangkut politik
tubuh yang terselubung di dalam tarian tersebut. Penggunaan istilah modern atau
kontemporer sebagai retorika dapat terkait dengan ruang wacana politik dominan,
tegas dia.
Hal senada dinyatakan Ananya Chatterjea (42), penari-akademisi asal India dari universitas yang sama. Menurut dia, tubuh tari dari Timur senantiasa dimaknai Barat sebagai sesuatu yang tampaknya memenuhi hasrat mereka akan kerinduan dunia yang jauh di sana, dunia yang senantiasa statis dan penuh harmoni. Tubuh tari terlepas dari sejarah dan realitas sosial yang melingkupinya. Martha E Savigliano dari Departemen Tari Universitas California Riverside mempertanyakan hal yang sangat mendasar dari seluruh kegiatan ini: atas keinginan siapa diskusi tari kontemporer Asia ini dilakukan, wacana seperti apa yang akan berkaitan bila kita melokasikan tari-tari Asia dan berdasarkan peta dunia siapa yang akan dinavigasikan, masalah apa yang hendak dipaparkan dan dari siapa.
Mendengarkan pemaparan mereka, tak sulit menyimpulkan, tari sebenarnya berada dalam lintasan beragam kajian. Di dalamnya terdapat berbagai isu yang melibatkan situasi di luar seni (tari), tetapi sekaligus berkelindan dengan penciptaan dan pencitraan terhadap tubuh tari. Seni modern pada abad ke-20 ditandai dengan munculnya kreasi baru para seniman yang menantang ide lama melalui pekerjaan artistik mereka. Namun, kajian mendalam mengenai tari cenderung lambat mengejar wacana lebih luas. Malah, di Asia, hampir tak ada upaya yang dilakukan untuk mengomunikasikan temuan dan pemikiran secara lintas negara.
Persoalan tari dan politik identitas menjadi bagian sangat penting dalam lokakarya internasional Memetakan Wacana: Tari Kontemporer di Asia di Yogyakarta, 28-29 Maret 2008. Lokakarya yang diselenggarakan Kunci Cultural Studies, Universitas Sanata Dharma, dan Universitas Roehampton, London, itu diikuti penari-akademisi dari Inggris, Argentina, Taiwan, AS, Indonesia, Malaysia, dan India. Lokakarya ini sangat penting untuk memahami, tari bukan sekadar gerakan estetis tubuh. Ruang itu merupakan wilayah pertarungan makna yang dahsyat, terkait dengan konteks politik, ekonomi, dan sosial dari tingkat lokal, nasional, regional, sampai internasional. Yang terkuat adalah yang dominan dan dengan demikian juga menguasai definisi atas yang lemah.
Dalam sejarah perkembangan tari, mempelajari teknik tari merupakan langkah awal seorang penari dalam belajar tari. Dalam berbagai keadaan, mempelajari seni tari baik tradisi maupun nontradisi banyak membantu keterampilannya terutama untuk menjadi penari, sehingga bentuk tari apapun yang diperagakan harus dapat dikuasai dengan baik.
Selanjutnya, sikap profesional penguasaan teknik tari bentuk tari-tarian Nusantara yang dipelajari harus dapat dikuasai secara sempurna, sehingga keprofesionalannya menjadi bagian penting dalam kehidupan yang bersangkutan. Ditinjau secara kenyataan, kemampuan dan keterampilan memperagakan tari berdasarkan pada tingkat kesulitan melakukan gerak, adaptasi budaya tarian tersebut dan kesanggupan melakukan pendekatan budayanya menjadi indikator pemahaman spesifikasi tarian dalam kaitannya dengan wiraga, wiramadan wirasa tari.
Profesionalisme yang bersangkutan dapat tercermin secara jelas oleh penari pada saat memperagakan tari secara terampil dan luwes. Faktor kepenarian yang berkembang dewasa ini, telah dirujuk menjadi salah satu bentuk kompetensi tari. Sikap profesional dalam menunjukan kemampuan menari yang diberi judul standarisasi kepenarian. Beberapa kompentensi mengenai profesional kepenarian yang telah distandarisasi dinyatakan dalam tahapan kemampuan menari secara profesional yang dapat ditunjukan oleh seseorang yang telah menduduki level profesional dalam jenis tari mancadaerah di Indonesia.
Hal senada dinyatakan Ananya Chatterjea (42), penari-akademisi asal India dari universitas yang sama. Menurut dia, tubuh tari dari Timur senantiasa dimaknai Barat sebagai sesuatu yang tampaknya memenuhi hasrat mereka akan kerinduan dunia yang jauh di sana, dunia yang senantiasa statis dan penuh harmoni. Tubuh tari terlepas dari sejarah dan realitas sosial yang melingkupinya. Martha E Savigliano dari Departemen Tari Universitas California Riverside mempertanyakan hal yang sangat mendasar dari seluruh kegiatan ini: atas keinginan siapa diskusi tari kontemporer Asia ini dilakukan, wacana seperti apa yang akan berkaitan bila kita melokasikan tari-tari Asia dan berdasarkan peta dunia siapa yang akan dinavigasikan, masalah apa yang hendak dipaparkan dan dari siapa.
Mendengarkan pemaparan mereka, tak sulit menyimpulkan, tari sebenarnya berada dalam lintasan beragam kajian. Di dalamnya terdapat berbagai isu yang melibatkan situasi di luar seni (tari), tetapi sekaligus berkelindan dengan penciptaan dan pencitraan terhadap tubuh tari. Seni modern pada abad ke-20 ditandai dengan munculnya kreasi baru para seniman yang menantang ide lama melalui pekerjaan artistik mereka. Namun, kajian mendalam mengenai tari cenderung lambat mengejar wacana lebih luas. Malah, di Asia, hampir tak ada upaya yang dilakukan untuk mengomunikasikan temuan dan pemikiran secara lintas negara.
Persoalan tari dan politik identitas menjadi bagian sangat penting dalam lokakarya internasional Memetakan Wacana: Tari Kontemporer di Asia di Yogyakarta, 28-29 Maret 2008. Lokakarya yang diselenggarakan Kunci Cultural Studies, Universitas Sanata Dharma, dan Universitas Roehampton, London, itu diikuti penari-akademisi dari Inggris, Argentina, Taiwan, AS, Indonesia, Malaysia, dan India. Lokakarya ini sangat penting untuk memahami, tari bukan sekadar gerakan estetis tubuh. Ruang itu merupakan wilayah pertarungan makna yang dahsyat, terkait dengan konteks politik, ekonomi, dan sosial dari tingkat lokal, nasional, regional, sampai internasional. Yang terkuat adalah yang dominan dan dengan demikian juga menguasai definisi atas yang lemah.
Dalam sejarah perkembangan tari, mempelajari teknik tari merupakan langkah awal seorang penari dalam belajar tari. Dalam berbagai keadaan, mempelajari seni tari baik tradisi maupun nontradisi banyak membantu keterampilannya terutama untuk menjadi penari, sehingga bentuk tari apapun yang diperagakan harus dapat dikuasai dengan baik.
Selanjutnya, sikap profesional penguasaan teknik tari bentuk tari-tarian Nusantara yang dipelajari harus dapat dikuasai secara sempurna, sehingga keprofesionalannya menjadi bagian penting dalam kehidupan yang bersangkutan. Ditinjau secara kenyataan, kemampuan dan keterampilan memperagakan tari berdasarkan pada tingkat kesulitan melakukan gerak, adaptasi budaya tarian tersebut dan kesanggupan melakukan pendekatan budayanya menjadi indikator pemahaman spesifikasi tarian dalam kaitannya dengan wiraga, wiramadan wirasa tari.
Profesionalisme yang bersangkutan dapat tercermin secara jelas oleh penari pada saat memperagakan tari secara terampil dan luwes. Faktor kepenarian yang berkembang dewasa ini, telah dirujuk menjadi salah satu bentuk kompetensi tari. Sikap profesional dalam menunjukan kemampuan menari yang diberi judul standarisasi kepenarian. Beberapa kompentensi mengenai profesional kepenarian yang telah distandarisasi dinyatakan dalam tahapan kemampuan menari secara profesional yang dapat ditunjukan oleh seseorang yang telah menduduki level profesional dalam jenis tari mancadaerah di Indonesia.
- Hubungan Tari Dengan Ekonomi
Tidak dapat dipungkiri bahwa tari dewasa ini telah menjadi
sumber penghasilan yang cukup bernilai ekonomis. Baik tarian modern maupun
tradisional, kedua-duanya mampu memberikan nilai ekonomis yang cukup
menjanjikan. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya berdiri sanggar-sanggar
tari maupun kursus-kursus tari/dance yang kemudian banyak digunakan jasanya
untuk mengisi suatu acara ataupun suatu pertunjukan yang tentunya mendapatkan
fee dari kegiatan tersebut.
Tari juga merupakan sumber devisa negara yang secara tidak langsung telah membantu memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk datang dan berkunjung serta membayar untuk dapat menikmati keindahan suatu tarian. Dengan adanya tarian-tarian tradisional maka nilai kebudayaan nasional juga semakin kaya dan beragam sehingga pariwisatapun menjadi semakin menarik dan mampu bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Dengan demikian terlihat jelaas hubungan antara tari dengan ekonomi dimana dengan tari maka ekonomipun dapat ditingkatkan.
Seperti contoh suksesnya pariwisata di Bali tidak lepas dari kekayaan tarian di daerah tersebut. Bali menjadi suatu tujuan wisata yang cukup baik dan cukup bernilai dan sangat mampu bersaing untuk menarik wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing sehingga nilai devisa yang disumbangkan pun jauh lebih banyak. Dengan demikian mungkin suatu saat nanti pemerintah dapat memanfaatkan dengan lebih baik lagi agar tari dapat menjadi sumber ekonomi yang dapat membantu kondisi ekonomi negara kita.
Tari juga merupakan sumber devisa negara yang secara tidak langsung telah membantu memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk datang dan berkunjung serta membayar untuk dapat menikmati keindahan suatu tarian. Dengan adanya tarian-tarian tradisional maka nilai kebudayaan nasional juga semakin kaya dan beragam sehingga pariwisatapun menjadi semakin menarik dan mampu bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Dengan demikian terlihat jelaas hubungan antara tari dengan ekonomi dimana dengan tari maka ekonomipun dapat ditingkatkan.
Seperti contoh suksesnya pariwisata di Bali tidak lepas dari kekayaan tarian di daerah tersebut. Bali menjadi suatu tujuan wisata yang cukup baik dan cukup bernilai dan sangat mampu bersaing untuk menarik wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing sehingga nilai devisa yang disumbangkan pun jauh lebih banyak. Dengan demikian mungkin suatu saat nanti pemerintah dapat memanfaatkan dengan lebih baik lagi agar tari dapat menjadi sumber ekonomi yang dapat membantu kondisi ekonomi negara kita.
- Hubungan Tari Dengan Kesehatan
Secara umum semua kegiatan berkesenian mempunyai manfaat yang sama, yakni rekreatif. Dengan berkesenian, baik sebagai pelaku maupun sebagai penikmat, setiap orang akan mendapat hiburan. Seni tari merupakan seni yang mampu memberikan manfaat ganda baik bagi pelaku maupun penikmatnya.
Bagi pelakunya, seni tari selain bermanfaat memberi hiburan, juga menjadi kegiatan berolahraga. Menari merupakan kegiatan olahraga kebugaran. Bagi penikmatnya, seni tari memberikan hiburan, inspirasi, dan berbagai manfaat lainnya. Ada lima unsur yang menjadi dasar untuk menilai indahnya sebuah pertunjukan tari. Unsur pertama adalah wiraga, yakni kesuaian antara jenis tarian dengan umur dan fisik penarinya, misalnya, “tari kelinci” lebih cocok dimainkan oleh anak-anak, atau “tari kendi” sangat bagus dimainkan oleh gadis cilik.
Unsur kedua adalah wirama, yakni kesesuaian antara irama lagu atau musik pengiring dengan gerak tari. Tarian yang sigrak atau yang bersifat atraktif dan dinamis sangat cocok diiringi dengan lagu bernuansa gembira dengan tempo yang cepat. Sebaliknya, tarian yang bernuansa romantis atau melankolis lebih cocok diiringi dengan lagu yang syahdu dan musik bertempo lambat. Unsur ketiga adalah wirasa, yakni penghayatan yang dilakukan oleh penari terhadap materi dan jenis tarian. Menari bukan sekadar menggerakkan anggota tubuh, melainkan mengekspresikan nilai seni atau keindahan melalui bahasa gerak, bahasa tubuh, dan bahasa mimik.
Unsur keempat adalah wicitra, yakni bagaimana keseluruhan gambaran yang dapat diperlihatkan sebagai sebuah keutuhan karya seni. Unsur keempat ini dibangun dengan padupadan dari tata rias, kostum, tata lampu, dan tata pangung. Unsur kelima adalah konteks, yakni hubungan pertunjukan dengan dengan momen atau acara tertentu. “Tari karonsih”, misalnya, sangat sesuai disuguhkan dalam acara resepsi pernikahan karena tarian ini menggambarkan sepasang kekasih yang sedang bercengkerama dalam percumbuhan yang penuh kasih dan romantic (sumber) tq66
kesenian tarian tradisional biasanya
di pentas kan pada saat-saat kesenian rakyat atau upacara adat , ini beberapa
manfaat tarian :
Seni tari senagai hiburan Tari sebagai hiburan harus bervariasi sehingga tidak menjemukan dan menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan derngan cara yang menarik.
Seni tari sebagai penyaluran terapi. Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis tarian ini pantangan kerena persaan iba atau tak sampai hati.
Seni tari sebagai media pendidikan Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, se[erti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.
Seni tari sebagai
media pergaulan. Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan
beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana
pergaulan . kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin atau pementasan tari
bersama, adalah sarana pergaulan yang baik.
Seni tari sebagai
media pertunjukkan Tari bukan hanya sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa
berfungsi sebagai pertunjukkan yang sengaja di garap untuk di pertontonkan.
Tari ini biasanya dipersiapkan dsengan baik, mulai dari latihan hingga
pementasan, diteliti dengan penuh perhitungan. Tari yang dipentaskan, lebih
menitikberatkan pada segi artistiknya, penggarapan koreografi yang mantap,
mengandung ide-ide, interprestasi, konsepsional serta memiliki tema dan tujuan.
Seni tari sebagai media katarsis Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media media katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai taraf atas, dalam penghayatan seni Jenis-Jenis Tari Tradisi Nusantara. Tradisional atau sering disebut tradisi berarti warisan budaya yang sudah cukup lama hidup dan berkembang secara turun menurun. Tari sebagai hasil kebudayaan juga merupakan seni yang sudah cukup lama hidup berkembang secara turun menurun. Jenisnya sangat banyak yang tersebar hampir di seluruh wilayah Nusantara.
Pada umumnya, tari-tari tradisional digarap secara baik dengan memperhatikan kaidah-kaidah seni pertunjukan sehingga tari tradisional merupakan seni yang bernilai artistik cukup tinggi. Tari tradisi semacam ini disebut tari tradisional klasik.
Seni
tari sebagai sarana upacara. Tari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis
tari ini banyak macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara
penting dalam kehidupan manusia.
Tadi kita udah ngebahas definisi,hubungan tari dengan masyarakat , manfaat tarian dan sejarah mula tarian, sekarang aku mau ngulik salah satu tarian Melayu Indonesia , yang gak cuma ada di Malaysia , Brunei Darussalam .Iindoneisa Juga PUNYA hususnya di daerah SUMATERA !! , yaitu TARI ZAPIN MELAYU RIAU (hehehe lovely^^)
Kenapa aku milih ngulik tarian Zapin?why? because Aku sendiri pernah menampilkan Zapin (whaaha dengan muka cantik^^) gerakannya mengandung makna yang dominan religius ya menurut ku dan juga banyak arti dalam setiap gerakan , dan aku juga dari daerah Sumatera (hahaha proudlyy:d) Pokoknya Love banget Budaya Kita Melayu Indonesia (wkwkw face seronok *upin ipin speak style*)
lets scroll this out !!! semoga bermanfaat
Tadi kita udah ngebahas definisi,hubungan tari dengan masyarakat , manfaat tarian dan sejarah mula tarian, sekarang aku mau ngulik salah satu tarian Melayu Indonesia , yang gak cuma ada di Malaysia , Brunei Darussalam .Iindoneisa Juga PUNYA hususnya di daerah SUMATERA !! , yaitu TARI ZAPIN MELAYU RIAU (hehehe lovely^^)
Kenapa aku milih ngulik tarian Zapin?why? because Aku sendiri pernah menampilkan Zapin (whaaha dengan muka cantik^^) gerakannya mengandung makna yang dominan religius ya menurut ku dan juga banyak arti dalam setiap gerakan , dan aku juga dari daerah Sumatera (hahaha proudlyy:d) Pokoknya Love banget Budaya Kita Melayu Indonesia (wkwkw face seronok *upin ipin speak style*)
lets scroll this out !!! semoga bermanfaat
SEJARAH SINGKAT ZAPIN
Tari zapin mulanya berasal dari
tanah arab yaitu yaman dimana tarian zapin tersebut digunakan sebagai hiburan
dikalangan istana khusuhnya di negeri parsi tarian zapin itu berasal. Kemudian
dibawa dari Hadramaut, oleh saudagar arab pada
awal abad ke-16 dan masuk ke Johor Lingga, 1824 tumbuh dan
berkembang pada kerajaan Johor, Riau, dan Lingga. Barulah tari
zapin merebak ke sekitar daerah melayu seperti Malaysia, Singapura, Indonesia
dan Brunei Darussalam.
Tarian Zapin merupakan salah satu dari pada
berbagai jenis tarian Melayu yang masih ada hingga sekarang. Tarian Zapin
berasal dari perkataan Arab yaitu “Zaffan” yang artinya penari dan “Al-Zapin”
yang artinya gerak kaki. Tarian ini diilhamkan oleh peranakan Arab dan
diketahui berasal dari Yaman. Mengikuti sejarah Tarian Zapin, pada mulanya
tarian ini adalah sebagai tarian hiburan di istana. Setelah dibawa dari Yaman
oleh para pedagang Arab pada awal abad ke-16, Tarian Zapin ini kemudiannya
merebak ke negeri-negeri sekitar Johor seperti di Riau, Singapura, Sarawak dan
Brunei Darusalam. Tarian Zapin diperkenalkan di Pekanbaru oleh seorang songkok
yang berasal dari Sumatra yang bernama Adam sekitar tahun 1930-an. Namun tarian
ini sangat popular di Pekanbaru pada tahun 1950-an dan 1960-an terutama di
kampung Tanjung Gemuk dan kampung Lamir.
Contoh-contoh Tarian Zapin:
Zapin Melayu Johor
Zapin Pulau
Zapin Arab
Zapin Singapura
Zapin Lancang Kuning
Zapin Tempurung
Zapin Nelayan
Zapin Nasib Lancang Kuning
Zapin Pulau
Zapin Arab
Zapin Singapura
Zapin Lancang Kuning
Zapin Tempurung
Zapin Nelayan
Zapin Nasib Lancang Kuning
Perkembangan
tari zapin identik dengan budaya melayu maupun dengan hal berpantun. Seniman
dan budayawan mampu membuat seni tradisinya. Tidak mandek tapi penuh dinamika
yang selalu dapat diterima dalam setiap keadaan. Makanya tari zapin masih eksis
sampai saat ini. Bagaimanapun juga walaupun tari zapin masih eksis
sampai sekarang tentunya ada daerah yang membuat tari zapin itu
lebih berkembang dikalangan masyarakatnya. Tari zapin pada saat sekarang ini
lebih berkembang di daerah pesisir pantai atau daerah kepulauan.
Tari
zapin tumbuh dan berkembang didaerah melayu seperti daerah Brunei, Malaysia,
singapura, dan Indonesia. Di Indonesia khususnya daerah yang ada suku melayu
nya seperti Jakarta(betawi), Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera
Barat(Minang Kabau), Lampung, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Dan
Bengkulu. Dan Khususnya didaerah Riau Tari zapin
berkembang di daerah Siak Sri Indrapura, Bengkalis, Pelalawan dan disetiap
daerah yang terdapat perbedaan latar belakang.
Tari
zapin merupakan salah satu tari tradisi khususnya di Riau. Dimana tari zapin
tradisi penarinya hanya ditarikan oleh para lelaki tetapi pada saat sekarang
ini tari zapin sudah berembang dimana tari zapin sekarang sudah mengalami
perubahan dan perkembangannya di setiap gerakannya. Tari zapin tradisi pada
zaman dahulu kala yang hanya dilakukan oleh para penari lelaki akan mengangkat
status sosialnya pada masyarakat dan selalu menjadi incaran oleh para orang tua
untuk dijodohkan kepada anaknya.
Tari
zapin diciptakan berdasarkan unsur sosial masyarakat pendukungnya, bukan hanya
semata-mata sebagai uangkapan ekspresi, tetapi merupakan wajah batiniah dan
ekspresi cultural masyarakat yang melahirkan. Tarian ini lahir dilingkungan
masyarakat melayu riau yang sarat dengan berbagai tata nilai.
Makna Gerakan Tari Zapin
Zapin terdiri dari empat langkah, yang melambangkan sifat
Rasulullah dari setiap geraknya. Langkah itu merupakan syariat, yang bertalian dengan
ruh yang menegakkannya. Setiap langkah zapin memunyai bunga zapin. Bunga zapin
ada 13 gerak, yakni sebagai lambang rukun sembahyang sebanyak 13, yang diakhiri
dengan pecah lapan sut, artinya mengakhiri mengambil air sembahyang.
Saat zapin ditarikan, lagu dinyanyikan bait per bait. Di antara
bait satu lagu ke bait lainnya, penabuh marwas mengeraskan permainannya, yang
disebut dengan santing atau doguh. Maknanya sebagai lambang mengambil semangat
bagi penari zapin. Sementara itu, pemetik gambus – biasanya sekaligus menjadi
penyanyi – membawakan lagu dengan memakai birama 4/4.
Sebelum 1960- an, zapin tradisional (terutama di Siak dan
Pekanbaru) ditarikan oleh dua lelaki. Hal itu sesuai dengan falsafah tari
tersebut yang bersumber dari Timur Tengah, yang menunjukkan bahwa lelaki adalah
khalifah atau pemimpin yang harus melindungi kaum yang lemah. Lazimnya,
perempuan adalah kaum lemah yang senantiasa mendapat perlindungan dari
laki-laki. Dalam perkembangannya, setelah keluar dari istana, penarinya terdiri
dari perempuan atau campuran laki-laki dan perempuan. Hal itu menggambarkan
seorang pendamping laki-laki yang religius. Itu tampak dari gerak kaki yang
tidak terlalu luas, juga gerak tangannya yang tidak terlalu tinggi,
menggambarkan bahwa perempuan harus mempertahankan kesusilaannya dan harus
selalu hormat pada laki-laki.
Gerak
Tari Zapin
Gerak
tari zapin dibagi 5 :
1. Gerak
lurus saja dan mundur ( alif )
2. Gerak
berpusing pada lingkaran
3. Gerak
zig – zag ( siku – siku )
4. Gerak
tahtim / tahtum / tahto ( pada penutup )
5. Gerak
sembah ( pada pembukaan )
Gerak
gerak lainya seperti gerak jus, gerak enjit – enjit, gerak titi batang maju
mundur, gerak pusing serong, gerak anak ayam patah sembilan.
Tempo
zapin pada ummunya tanda sukat 4/4 dengan tangga nada diatonis, kebanyakannada
minor harmonis. Tempo lagu umumnya berjiwa riang dan gembira. Biasanya dinamika
yang dipakai mula – mula menggunakan sedang kerasnya ( mezzoforte ), lalu
berangsur nyaring ( crescendo ), lalu nyaring sekali ( fortisimo ), serta
tekanan yang mendadak ( phraso – phraso ) dalam ungkapan tertentu
Gerak-gerak dalam Tarian Zapin antara laki-laki dan perempuan
adalah sama, yang membedakan hanyalah gerak tangannya saja.
Gerak-gerak
dalam Tarian Zapin:
1. Tahto
1
· Gerak
ini bermakna Bermaksud sikap rendah diri dan menghargai. Gerak ini merupakan
gerak yang ditampilkan diawal-awal Tarian Zapin. Gerak ini dilakukan sebanyak 2
kali yaitu pada awal dan akhir Tarian Zapin. Gerak ini dilakukan sebanyak 8 hitungan
per 1 kali.
2. Tahto
2
· Gerak
ini bermakna Bermaksud sikap rendah diri dan menghargai. Gerak ini selalu
dilakukan setelah gerak Tahto 1. Gerak ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
diawal dan diakhir setelah gerak Tahto1. Gerak ini dilakukan sebanyak 8
hitungan per 1 kali.
3. Tahto
3
· Gerak
ini bermakna Bermaksud sikap rendah diri dan menghargai. Gerak ini selalu
dilakukan setelah gerak Tahto 2. Gerak ini dilakukan sebanyak 2 kali juga yaitu
diawal dan diakhir setelah gerak Tahto 2. Gerak ini dilakukan sebanyak 8
hitungan per 1 kali.
4. Bebas
· Gerak
ini merupakan gerak yang selalu ditampilkan dalam Tarian Zapin. Gerak ini
dilakukan diantara gerak-gerak yang lain, ada yang sebanyak 1 kali maupun
sebanyak 2 kali. Gerak ini dilakukan sebanyak 8 hitungan per 1 kali.
5. Shut
· Gerak
ini bermakna Mendahulukan sikap adil dan sabar dengan keseimbangan . Gerak ini
dilakukan setelah gerak bebas yang sebelumnya adalah gerak Tahto 3. Gerak ini
dilakukan sebanyak 2 kali yaitu Shut maju dan Shut mundur. Gerak ini dilakukan
sebanyak 16 hitungan per 1 kali.
6. Siku
Keluang
· Gerak
ini bermakna Dinamis kehidupan. Gerak ini dilakukan setelah gerak bebas 2 kali
yang sebelumnya adalah gerak Shut maju mundur. Gerak ini dilakukan sebanyak 2
kali yaitu maju dan mundur. Gerak ini dilakukan sebanyak 16 hitungan per 1
kali.
7. Mata
Angin
· Gerak
ini dilakukan setelah gerak bebas 1 kali yang sebelumnya adalah gerak Siku
Keluang maju mundur. Gerak ini dilakukan sebanyak 1 kali. Gerak ini dilakukan
sebanyak 16 hitungan.
8. Titik
Batang
· Gerak
ini bermakna Bahwa keteguhan hati dan keterampilan dalam menghadapin cobaan.
Gerak ini dilakukan setelah gerak bebas 2 kali yang sebelumnya adalah gerak
Mata Angin. Gerak ini Dilakukan sebanyak 2 kali yaitu maju dan mundur dimana
diantara gerak Titik Batang maju dan mundur itu terdapat 1 kali gerak bebas
yang memisahkan gerak itu. Gerak ini dilakukan sebanyak 16 hitungan per 1 kali.
9. Pusing
Tengah
· Gerak
ini bermakna Kepedulian terhadap lingkungannya. Gerak ini dilakukan setelah
gerak bebas 2 kali yang sebelumnya adalah gerak Titik Batang maju mundur. Gerak
ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu maju dan mundur. Gerak ini dilakukan
sebanyak 8 hitungan per 1 kali
Pakaian Didalam Tarian Zapin
Sungguhpun Tarian Zapin mempunyai pengaruh
Arab-Parsi, tetapi dari segi pakaian penari-penari memakai pakaian Melayu
selengkapnya yaitu bagi laki-laki berkain samping, memakai baju teluk belanga,
cekak musang, memakai kain sarung tenunan siak, dan bersongkok sedangkan wanita
memakai kurung, kain sarong, kebaya panjang, hiasan kembang goyang untuk
sanggul, gelang atau dukuh.
Kostum dan tata rias
para penari saat akan menarikan tari zapin adalah
Ø Laki-Laki
a) Baju
Kurung Cekak Musang Dan Seluar
b) Kain
Samping(Songket,Plekat)
c) Kopiah
d) Bros
Ø Perempuan
a) Baju
Kurung Labuh
b) Kain
Songket
c) Kain
Samping
d) Selendang/Tudung
Manto
e) Anting-Anting
f) Kembang
Goyang
g) Rantai/Kalung
h) Sanggul(Biasa,
Lipat Pandan, Conget, DLL)
(hehehe ini aku pas SMA tampil tari zapin, ini salah satu reference baju Zapin untuk kalian)
(hehehe ini aku pas SMA tampil tari zapin, ini salah satu reference baju Zapin untuk kalian)
Alat Musik Pengiring Tarian Zapin
Alat musik utama yang digunakan untuk mengiringi Tarian Zapin adalah
gambus, rebana, gendang dan marwas tetapi, untuk Zapin Arab hanya menggunakan
alat musik berupa Marwas dan Gambus. Petikan gambus untuk membawakan lagu
sedangkan rentak gendang / rebana menentukan retak dan pecahan tari. Lagu-lagu
pengiring tarian Zapin pertama kali diciptakan oleh Tengku Mansor dan
dinyanyikan oleh istrinya Cik Norlia yang berasal dari Singapura. Beberapa lagu
yang diciptakannya adalah: Ya Salam, Yale-Yale, Tanjung Serindit, Sri Pekan,
Lancang Kuning, Gambus Palembang, dan Lancang Daik. Contoh lagu-lagu
pengiring tarian Zapin lainnya adalah: Nasib Lancang Kuning, Pulut Hitam,
Bismillah, Sanaah, Saying Sarawak, Lancing Balai, Anak Ayam Patah, Zapin Asli,
Gendang Rebana, dll.
Nah Berikut ini 7 Sinopsis Karya Tari Zapin :
1. ZAPINEO LANGIT
Tari ini ungkapan hati ketika memandang langit malam penuh
bintang, Betapa kecilnya diri ini, Ketika terbang Kelangit Biru betapa kecilnya
pesawatku, ketika kupandang Bumi dar Bulan betapa kecilnya tempat tinggalku ini
, Tampa tiang, tampa penyanggah, berapa dan betapa luasnya langit di
ciptakannya.
2. ZAPIN BIDUK
Kehidupan Masyarakat diatas air seperti rakit,
Perahu, biduk, kapal dan lainnya menjadi inspirasi dalam buah karya tarim
gerak yang tidak seimbang karena pijakan yang lebih diolah menjadi tarian dalam
gerak tak seimbang. Gerak ini telah member dinamika yang kuat dan memerlukan
kepiawaian dalam melakukannya.
3. ZAPIN BISIK
Karena bisik semua orang tahu. Semakin bisik diapun berwujud
fitnah yang menyebabkan orang lainpu diam, tertawa, bahagia, menagis, kecewa
ragu, bingung bahkan tak tahhu diri dalam garapannya memberika pandangan bagi
hati yang tak terkendakli.
4. ZAPINEO TONGGA.
Tongga diambil dari bahasa MInagkabau, yang artinya tunggal.maka
zapin ini dibawakan oleh seorang penari yang diiringi dengan petikan Gambus
masing-masingmereka akan saling member arti dan isi melalui pandangan bunyi
suasana hati akhirnya sangat menentukan lahirnya gerak maupun bunyi.
5. ZAPIN DUO
Dua penari dalam gerka yang sama bagai kembar yang tak
terpisahkan.keinginan untuk memisahkan diri telah dikat oleh
naluri yang satu untuk selalu bersama.
6. ZAPINEO TERBUS.
Memakai terbus yang besar dan panjang bagai orang
yang sedang berusaha untuk mempertahankan hal yang keliru dan salah. Dia harus
mencari dan berusaha untuk mempertahankan agar terbus tak jatuh ditanah. Dia
bagai orang besar kepala dan penuh Kesombongan.
7. ZAPIN GASING
Zapin ini berisiskan gerakan putar dari lemah hingga kuat.
Putaran bkan hanya berisikankekuatan fisik dan daya tahan. Tetapi memerlukan
ketangguhan hati dan pengendalaian emosi manusia. Dalam tarian penari dituntut
untuk hadir dalam keseimbangan hati dan pikiran, serta kejernihan dan
kebeningan jiwa. Gasing bagaikan putaran kehidupan sewaktu-waktu oleng dan
berhenti.
REFERENSI TARI ZAPIN RIAU
(source: youtube.com)
(source: youtube.com)
Comments
Post a Comment