MAKALAH
ANALISIS POLA
PIKIR DAN TINGKAH LAKU PELAJAR DI ERA GLOBALISASI
DISUSUN
OLEH
NAMA :
INAYAH NOVELIA RIZKI
NPM :
13315328
KELAS : 1TA03
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS
GUNADARMA 2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan bisa menyelesaikan
dengan baik.
Makalah ini disusun
agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan sosial dan
budaya terhadap pembangunan apartemen di Yogyakarta berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan penuh kesabaran dan
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat
tentang, “ANALISIS
POLA PIKIR DAN TINGKAH LAKU PELAJAR di ERA GLOBALISASI” dan
sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu
mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap pola pemikiran ,
tingkah laku dan budaya kita di era
globalisasi yang pesat.
Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyusun
agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya
kepada pembaca sekalian. Terima kasih.
Depok , November 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR………………………………….......................................................ii
DAFTAR ISI
……………………………..……………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………….…………………………………………4
1.1 Latar
Belakang…….………….…………………….………….……………….………4
1.2 Identifikasi
Masalah ……………………………………………………………..……….5
1.3 Rumusan Masalah ………………………………….………………………..………..5
1.4 Manfaat Penulisan ………………………………….………………………..………..5
1.5 Tujuan
Penyusunan………………………………….………………………..………..5
BAB II
PEMBAHASAN……………………….…………………….………..……………6
2.1 Tinjauan Pustaka
…………………………………………………………...………..…7
2.1.1
Analisis pola pikir dan tingkah laku
pelajar di era globalisasi…………..……7
2.1.2
. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh
pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi……………………………………………………………………………….
2.1.3 Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi………………………………………………………………..
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………..23
3.1
Kesimpulan……………………………………………………………………………….23
3.2 Saran……………………………………………………………..……………………….24
DAFTAR
PUSTAKA….……………………………………….…………………………….25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Generasi
muda berperan penting dalam perjuangan dan pembangunan bangsa
Indonesia. Berbagai bentuk perjuangan baik fisik ataupun fikiran. Generasi muda
memiliki poros yang penting bagi suatu negara. Punah atau tidaknya, mundur atau
majunya suatu negara bergantung pada generasi mudanya. Dikutip dari
buku Benjamin Fine yang berjudul 1.000.000 Deliquents, mengatakan bahwa “
a generation who will one day become our national leader”. Generasi muda
adalah pelurus dan penerus bangsa.
Generasi
muda yang hidup dalam masa kemerdekaan dan perjuangan akan cenderung memiliki
kreativitas tinggi,rajin, mempunyai semangat belajar yang tinggi , bijaksana
dalam mengambil keputusan, berjiwa kepemimpinan untuk melakukan perubahan dan
mempertahankan budaya serta harkat dan martabat Indonesia
Pada
saat ini, generasi muda yang hidup dalam kondisi nyaman, aman, tentram cenderung
apatis, tidak banyak berbuat hanya mempertahankan apa yang telah di capai tanpa
keinginan dan kerja keras untuk mencapai sesuatu yang lebih baik lagi. Bahkan
generasi muda saat ini cenderung tidak produktif malah sebaliknya bersikap
konsumtif, seharusnya melalui generasi muda terlahir inspirasi dan ide-ide
kreatif untuk mengatasi persoalan atau masalah.
Generasi
muda khususnya dikalangan pelajar saat ini mulai kehilangan nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia itu sendiri. Hal ini dikarenakan perkembangan zaman yang
sangat pesat. Menurut Achmad Suparman globalisasi merupakan
suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap
individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Di era globalisasi
seperti saat ini telah membuat kehidupan mengalami perubahan yang signifikan,
akibatnya terdapat dampak positif dan negatif dari perubahan
ini. Masa-masa remaja dapat dikatakan masa yang paling menyenangkan.
Sebagian besar remaja khususnya pelajar masih memiliki sifat labil atau
mengikuti perkembangan sekitarnya. Banyak remaja beranggapan
bahwa mereka dapat dengan bebas melakukan apa yang mereka suka dan
dianggap tidak modern atau ketinggalan zaman jika tidak mengikuti
perkembangan zaman.
Dengan
sifat seperti itu, akan lebih banyak dampak globalisasi yang mereka dapatkan
secara tidak sadar. Baik itu dampak positif maupun negatif. Sumber dari
dampak-dampak bagi para remaja umumnya mudah didapatkan dari perkembangan
pendidikan dan ilmu pengetahuan, perkembangan dalam media komunikasi,
elektronik, termasuk internet, dan juga dalam perkembangan moral dan
budaya. Di lihat dari sisi negatifnya, sangat banyak dampak dari
globalisasi di kalangan masyarakat pelajar. Degradasi moral dan sosial budaya
yang cenderung kepada pola-pola perilaku menyimpang. Hal ini sebagai dampak
pengabdopsian budaya luar secara berlebihan dan tak terkendali oleh sebagian
pelajar. Persepsi budaya luar ditelan mentah-mentah tanpa
memfilterisasi terlebih dahulu.
Konsep akan globalisasi
menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan
peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi
global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Globalisasi memiliki
banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Pengertian lain dari globalisasi
seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan
koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke
berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.
Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi
adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan
dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan
masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992).
Media
massa atau media informasi berperan penting terhadap proses
globalisasi . Kemajuan iptek melahirkan berbagai media yang mutakhir seperti
televisi handphone, dan lain-lain. Media massa dalam hal ini seharusnya memberi
asupan-asupan positif bagi pelajar, khususnya media massa yang menjadi konsumsi
sehari-hari seperti surat kabar dan televisi. Banyaknya informasi yang bisa
diperoleh dari media tersebut menyebabkan para pelajar menyalahgunakan media
tersebut. Tanyangan atau berita yang mereka lihat dijadikan suatu kebudayaan
baru sesuai dengan kemajuan zaman.
Dilihat dari sikap,
banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung
cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut
kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh
riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang
menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat. Moral generasi bangsa menjadi rusak,
timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai
nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa
sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah
penerus masa depan bangsa.
Dalam
hal ini peran serta orang tua dan pihak sekolah diperlukan untuk mengatasi .
Banyak cara yang dapat ditempuh, diantaranya : pembekalan agama yang diberikan
orang tua sejak dini kepada para pelajar, pendidikan aqidah akhlak setiap
minggu kepada pelajar oleh pihak sekolah, gerakan iqra (membaca), menanamkan aqidah
shahih (tauhid) akhlak atau perilaku, dan istiqamah pada agama yang
dianaut, pembentukan organisasi-organisasi untuk menyalurkan minat
dan bakat siswa diluar jam belajar,melakukan gerakan budaya perlawanan (counter
culture) terhadap budaya populer yang boros dan hedonis di media,
khususnya televisi.
Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk
mendeskripsikan tentang
“
analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi” dengan tujuan memberikan informasi tentang dampak negatif
perkembangan pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi serta upaya
penanggulangannya.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka diperoleh beberapa permasalahan sebagai
berikut:
1. Perbedaan
pola pikir dan tingkah laku pelajar pada masa sebelum dan
sesudah era globalisasi.
2. Hilangnya
nilai-nilai luhur budaya Indonesia di kalangan pelajar di era globalisasi.
3. Kurangnya
filterisasi terhadap budaya luar yang masuk dan berkembang di era globalisasi.
4. Rendahnya
moral dan etika pelajar di era globalisasi .
1.3
RUMUSAN MASALAH :
Berdasarkan
batasan masalah di atas,maka rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana
pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi ?
2. Apa
dampak negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku pelajar di era
globalisasi?
3. Apa
upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk merubah pola pikir dan tingkah laku
pelajar di era globalisasi?
1.4 MANFAAT PENULISAN
1. Bagi
Orang
Tua
Menjelaskan
dan memberitahukan tentang dampak globalisasi bagi pola pikir dan tingkah laku
putra-putri mereka. Sehingga orang tua dapat memberikan upaya-upaya
pencegahan sedini mungkin kepada putra-putrinya sebelum mereka
terpengaruh dalam era globalisasi.
2. Bagi
Sekolah
Memberikan
masukan kepada sekolah untuk membuat atau membentuk organisasi-organisasi yang
sesuai minat dan bakat siswa/siswi diluar jam belajar. Agar siswa dapat
melakukan kegiatan positif setelah pulang sekolah. Menjadi bahan
pertimbangan untuk memberikan sosialisai pembenaran kepada siswa, dalam rangka
pembentukan akhlak atau perilaku siswa.
3. Bagi
Pelajar
Meningkatkan
kesadaran pelajar untuk berpikir kritis dan bertingkah laku sesuai
dengan norma-norma yang berlaku.
4. Bagi
Penulis
Dapat
mengetahui pengaruh globalisasi terhadap pola pikir dan tingkah laku.
5. Bagi
Masyarakat
Menambah
wawasan pembaca tentang pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi.
sebagai bahan informasi mengenai dampak negative dan positifnya Globalisasi dan
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengukur keberhasilan yang
dicapai oleh suatu lembaga pendidikan dalam mensosialisasikan dampak negatifnya
globalisasi.
1.5 TUJUAN PENYUSUNAN
Tujuan dari penulisan
ini adalah untuk mendeskripsikan tentang:
1. Analisis
pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi
2. Dampak
negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku pelajar di era
globalisasi
3. Upaya-upaya
yang dapat dilakukan untuk merubah pola pikir dan tingkah laku pelajar di era
globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pola Pikir
dan Tingkah Laku
Pola
pikir adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk
bertindak. Pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang.
Pengalaman yang direkam dalam pikiran bawah sadar membentuk pola pikir.
Pengalaman yang dimiliki seseorang dapat bersifat positif maupun negatif
. Tanpa disadari lingkunga sekitar kita dapat membentuk pola
pikir negatif yang dapat merusak diri sendiri.
Pola
pikir akan terbentuk melalui “ IMPRINT “ yaitu proses pembiasaan diri atau
pengalaman yang direkam sejak masa kecil pada seseorang. Sedangkan imprinting
adalah suatu proses reaksi tingkah laku yang diperoleh orang selama masih
sangat muda dalam kehidupan. Ada dua jenis pola pikir ( mindset),
yaitu :
1. Pola
Pikir Tetap ( fixed mindset ), yaitu pola pikir yang tidak
dapat ditingkatkan. Ini adalah pola pikir yang negatif, pesimis , tidak percaya
diri , puas dengan keadaan yg sekarang.
2. Pola
Pikir Berkembang ( growth mindset ), yaitu pola pikir
(pandangan) yang dapat dikembangkan melalui praktik, pelatihan, cara/metode
yang tepat. Ini adalah pola pikir yang positif dan optimis, selalu ingin
berusaha, berjuang terus, percaya bahwa bisa lebih maju.
Dari
dua jenis jenis pola pikir diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa intinya
adalah agar kita sadar bahwa pola pikir manusia itu bisa dirubah dan
dikembangkan , oleh karena itu terus kembangkan kemampuan dan potensi diri Anda
untuk lebih baik dan sukses. Tidak perlu menyembunyikan kekurangan atau
kegagalan Anda, tapi carilah jalan keluarnya. Anda mempunyai peluang berkembang
secara tidak terbatas , tergantung pada usaha , perjuangan dan doa Anda.
“Penemuan terbesar dari generasi kita adalah bahwa manusia dapat mengubah
kehidupan mereka dengan mengubah cara berpikir mereka (William James )”.
Pola
pikir pelajar dapat berubah dan di rubah. Merubah pola pikir/mindset seseorang
hendaknya dengan cara lebih dahulu merubah kepercayaan atau keyakinannya (
belief ). Menurut Bill Gould Pakar Transformational Thingking bahwa :
Manusia
terdiri atas 3 sistem :
1.Sistem
Perilaku ( behavior system )
Sistem
Prilaku / Behavior System adalah cara kita berinteraksi dengan dunia luar, juga
interaksi kita dengan realitas sebagaimana kita mengerti realitas itu. Prilaku
mempengaruhi pengalaman dan sebaliknya, kemudian pengalaman mempengaruhi sistem
berpikir kita. Itulah sebabnya apabila ada usaha seseorng utk merubah sistem
prilaku kita, biasanya kita akan menolak & marah.
2.Sistem
Berpikir ( Thingking system )
Sistem
Berpikir ( Thingking System ) berlaku sebagai filter dua arah yang
menerjemahkan berbagai kejadian atau pengalaman yang kita alami menjadi suatu
kepercayaan. Selanjutnya kepercayaan ini akan mempengaruhi tindakan kita,
sehingga menciptakan realitas bagi diri kita. Dengan mempelajari ketrampilan
berpikir yang baru, kita dapat merubah sistem kepercayaan dan sistem prilaku
kita.
3.Sistem
Kepercayaan ( Belief system ).
Sistem
Kepercayaan atau Belief System adalah inti dari segala sesuatu
yg kita yakini sebagai realitas, kebenaran, nilai hidup dan segala sesuatu yang
kita tahu mengenai dunia ini. Merubah kepercayaan ( belief )
merupakan hal yang sangat sulit. Belief ( kepercayaan) adalah
sesuatu yang kita yakini benar, sehingga begitu kita meyakini sesuatu sebagai
hal yang benar, maka kita akan sulit mengubah keyakinan kita itu
Tahapan
dari pola pikir selanjutnya adalah pola sikap atau tingkah laku yang merupakan
cara atau upaya yang dilakukan seseorang untuk melaksanakan pola pikir yang
diyakininya. Dari pola sikap yang tergambar secara sosial dan
individu itulah kita bisa melakukan analisa bagaimana pola pikir
seseorang. Perilaku atau akhlak merupakan tingkah laku atau tanggapan
seorang terhadap lingkungan, sifat-sifaat kejiawaan,akhlak atau budi pekerti
yang menjadi ciri khas seorang. secara etimologi akhlak berasal dari katakhalaqa yang
berarti mencipta, membuat, atau menjadikan. Akhlak adalah kata
yang berbentuk mufrad, jamaknya adalah khuluqun, yang berarti
tabiat, adat atau khalakunyang berarti kejadian, buatan, ciptaan.
Jadi akhlak (perilaku) adalah tabiat atau sistem perilaku yang dibuat
manusia, bisa baik atau buruk tergantung kepada tata nilai yang dipakai sebagai
landasan. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003) dalam Skinner merumuskan
bahwa “perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar”. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons,
maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon.
Era
globalisasi telah membawa dampak perubahan besar bagi pola pikir tiap individu
Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi
informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari
kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan,
seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana
dengan teknologi internet, parabola dan televisi, orang di belahan bumi manapun
akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini
akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan
saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada Pelajar dalam kehidupan
sehari-hari, seperti keadaan tersebut mempengaruhi cara berpikir dan berprilaku
pelajar sehingga dapat menumbuhkan sifat pelajar yang mengarah pada sebagai
berikut:
1. Individualistis,
yaitu mementingkan diri sendiri.
2. Materialisme, yaitu
aliran yang mementingkan kebendaan sebagai sumber hidup.
3. Hidonisme, yaitu
pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan adalah tujuan
utama dalam hidup.
Di
zaman yang serba modern ini, pelajar semakin lupa terhadap apa yang harus
dilakukan sebagai penerus bangsa, kewajiban seorang murid untuk belajar, patuh
kepada guru terlebih lagi kepada kedua orang tua kurang diperhatikan. pelajar
di zaman sekarang lebih mendahulukan berhura-hura daripada menjalankan
kewajiban. Mereka tidak lagi mempertimbangkan apa yang akan terjadi setelah apa
yang mereka lakukan. Padahal selain merugikan diri mereka sendiri juga dapat
merugikan bangsa tempat dimana mereka tinggali.
Hal
inilah yang paling ditakuti, dimana moral bangsa terabaikan. Banyak orang tua
kurang memperhatikan kehidupan buah hatinya. Mereka cenderung memenuhi
kebutuhan fisik saja, sedangkan rohani mereka terabaikan. Para orang tua sering
sibuk dengan profesi mereka masing-masing. Sementara sang anak dipercayakan
kepada orang yang kurang berwenang terhadap dirinya. Dan itulah yang
menyebabkan sang anak hidup dengan jalan mereka sendiri dengan tanpa
arah. Mereka tidak menyadari yang mereka lakukan adalah awal dari mulai
hancurnya bangsa ini. Yang mereka tahu hanyalah mencari kesenangan untuk
menghibur hati dengan tidak mempedulikan halal haramnya. Sedangkan orang tua
mereka tidak mengetehui sama sekali. Jika kebanyakan orang tua demikian, maka
nasib bangsa menjadi taruhannya. Jika moral bangsa telah tercemar maka tiadalah
damai untuk ditempati sebagai sarana kelangsungan hidup warganya.
Globalisasi
adalah sebuah fakta kehidupan yang tidak dapat kita hindari lagi. Surat kabar
dan media elektronik setiap hari memberikan tentang berbagai hal, seperti
sinetron yang ditonton, berita atau informasi, filem, entertaiment, cerita
dan lain sebagainya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi ini, tidak
diragukan lagi, telah menimbulkan revolusi dalam kehidupan manusia pada abad
modern ini. Hampir tidak ada bidang kehidupan manusia yang luput dari jangkauan
kemajuan tersebut. Dalam bidang komunikasi massa-baik media massa, media cetak
maupun elektronik. Namun media-media tersebut sangatlah berdampak pada pola
pikir dan tingkah laku pelajar, jika tidak difilterisasi dengan baik ada
beberapa media yang dapat berdampak buruk pada pola pikir dan perilaku Pelajar
:
1. Media
Monster Bermata Satu atau Televisi
Didalam
televisi banyak hal yang di tampilkan baik hal yang berupa informasi, hiburan,
infotaitment dan lain-lain. Tapi sebenarnya, tanpa disadari kita telah terjebak
dalam suatu bahaya yang ditimbulkannya. Berita yang disajikan
terkadang belum saatnya di tonton oleh remaja atau film-film yang menggambarkan
suasana atau gaya hidup pelajar di kota besar yang cenderung menyimpang dari
hakikat pelajar itu sendiri. Contohnya memakai rok pendek dan dandan berlebihan
kesekolah. Pelajar yang menonton film-film seperti ini beranggapan
bahwa ini adalah kebudayaan baru yang sesuai dengan perkembangan zaman dan
mengimplementasikan ini di kehidupan sehari-hari. Padahal di kehidupan nyata
tidak ada sekolah yang membiarkan muridnya untuk berpakaian minim dan dandan
berlebihan ke sekolah.
2. Media
Cetak
Media
cetak adalah salah satu alat komunikasi massa yang diterbitkan dalam bentuk
cetakan seperti koran, majalah dll. Dewasa ini, penggunaan media sebagai salah
satu sarana dalam memberikan informasi kepada masyarakat luas semakin
meningkat. Perkembangan media cetak memberikan kesempatan yang sangat
luas besar bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai suatu produk
atau perusahaan. Dengan perkembangbiakan media yang sangat pesat sekarang ini,
sangat sulit untuk berkomunikasi dengan konsumen yang terpecah (Alif,2008,Hal
42). Media cetak sangatlah berpengaruh dalam pola pikir dan pembentukan
karakter seorang pelajar, baik buruknya tergantung media cetak apa yang
dikonsumsi.
Dalam membaca media
cetak akhlak atau perilaku soerang pelajar akan menjadi baik jika media cetak
yang dibaca adalah media cetak yang positif. Media positif yang dimaksud adalah
media cetak pembelajaran yang menambah wawasan dan memiliki manfaat seperti
menambah informasi, pengetahuan dll, dalam interaksi seorang pelajar
terhadap lingkungan sekitarnya. Namun dalam positifnya media cetak memiliki
beberapa hal negatif, contohnya media cetak porno yang dikemas halus dalam
media cetak entertaintment yang sering di konsumsi oleh para pelajar, hal ini
sangat berpengarauh terhadap keperibadian pelajar, dan penilaian karakter
seorang pelajar. Sehingga dampak yang ditumbulkan bagi pelajar adalah sebagai
berikut :
a)
Merubah kepribadian secara drastis,penantang, pemarah dan pelawan.
b)
Masa bodoh terhadap dirinya, semangat belajar menurun, berperangai seperti
orang gila.
c)
Maraknya kejahatan seksual terhadap anak-anak dibawah umur.
d)
Hilangnya norma-norma hidup beradat, beragama, dan melecehkan norma hukum.
e)
Berperilaku menjadi penyiksa, putus asa, pemalas.
f)
Tidak mempunyai harapan masa depan.
g)
Kesukaan mengambil (mencuri), milik orang lain.
h)
Berbuat mesum.
i)
Mengganggu ketertiban umum.
j)
Tidak ada penyesalan berbuat kesalahan
Jika
diperhatikan dan dicerna dengan baik, tampak bahwa media masa di era
globalisasi ini sangat merusak pola pikir dan tingkah laku para pelajar. Media
televisi yang membentuk karakteristik dan pola pikir seorang pelajar yang
malas, media cetak membentuk pola pikir dan sikap pelajar yang tidak
berkharisma kepribadian.
Berikut
ini ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola pikir dan
tingkah laku pelajar :
1. Gerakan iqra (membaca).
Ini penting karena
minat baca pelajar Indonesia sangat rendah untuk menananmkan budaya membaca
bagi pelajar terutama membaca buku pelajaran atau buku yang dapat menambah
wawasan. Gerakan ini dapat dioptimalkan pada kegiatan ektrakulikuler setiap
akhir pekan disetiap sekolah . Laporan terbaru dariProgrammer
for International Student Assessment (PISA) pada 2003 menyatakan dari
40 negara, Indonesia berada pada tingkat terbawah dalam kemampuan membaca.
2. Menanamkan aqidah
shahih (tauhid) akhlak atau perilaku, dan istiqamah pada agama yang dianaut .
Menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur. Apabila sains
dipisah dari aqidah syariah dan akhlaq akan melahirkan saintis tak bermoral
agama, konsekuensinya ilmu banyak dengan sedikit kepedulian.
3. Melakukan gerakan
budaya perlawanan (counter culture) terhadap budaya populer yang boros
dan hedonis di media, khususnya televisi. Banyak tayangan
televisi tidak mendidik dan mencerahkan, tapi mengajarkan gaya hidup
glamor, kekerasan, dan mistik yang menumpulkan akal sehat. Pelan tapi pasti,
sinetron-sinetron yang ada di televisi memberikan pengaruh negatif
bagi anak-anak muda, khususnya para pelajar. Imitasi pun banyak dilakukan,
mulai dari cara berpakaian, makan, minum, berbicara hingga bergaul. Terlebih
dengan semakin maraknya dunia maya (internet) dan jejaring sosial. Banyak
sekali dampak negative dari internet bagi para pelajar, namun juga sangat
bermanfaat bagi para pelajar. Melihat hal tersebut, gerakan pelajar harus
mengambil inisiatif untuk melakukan perlawanan. Gerakan-gerakan populis untuk
menyadarkan masyarakat tentang tontonan yang tidak mendidik harus dilakukan.
Misalnya, dengan gerakan satu hari tanpa televisi, kampanye tontonan yang
sehat, memboikot sinetron-sinetron cabul, porno, horor, dan mistik yang dapat
menumpulkan daya piker, memfilter situs -situs porno. Membuat situs-situs
pertemanan yang lebih terfilter dan mengarahkan untuk kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat dengan memberi obrolan-obrolan dan informasi - informasi yang
menarik namun sarat ilmu.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Adapun
yang menjadi kesimpulan dari tulisan diatas, sebagai berikut :
1. Era
globalisasi merupakan suatu zaman yang yang sarat dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Apabila hal ini dimanfaatkan dalam hal positif, sungguh sangat besar
manfaat yang akan kita terima untuk perkembangan bangsa. Namun, sebagian orang
tak bertanggung jawab menyalah gunakan kemajuan teknologi dan informasi.
2. Kurang
adanya filterisasi terhadap informasi yang masuk, membuat siapa saja dapat
mengaksesnya dengan mudah. Khususnya dikalangan pelajar yang sedang memasuki
masa pencarian jati dirinya. Tentulah apa yang mereka lihat atau baca akan
mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku mereka. Apa yang mereka dapatkan,
mereka anggap sebagai suatu kebudayaan baru yang sesuai dengan perkembangan
zaman.
3. Pola pikir dan
tingkah laku pelajar yang menyimpang dapat merugikan bangsa dan negara, dan
juga kepada diri pelajar itu sendiri . pelajar merupakan generasi muda penerus
bangsa dan negara. Bagaimana bangsa dan negara kedepannya jika generasi penerus
bangsa malah menghancurkan bangsanya sendiri. Mungkin bangsa kita sudah bebas
dari penjajahan beratus-ratus tahun yang lalu, namun tanpa kita sadari, kita
masih terjajah oleh dampak negatif pengaruh globalisasi yang menggerogoti generasi
muda khsusnya pelajar.
4. Terdapat
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola pikir dan tingkah
laku pelajar di era globalisasi. Misalnya : meningkatkan peran orang tua dalam
memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap anak mereka. Membentuk
gerakan iqra (membaca). Menanamkan aqidah shahih
(tauhid) akhlak atau perilaku, dan istiqamah pada agama yang dianaut.
Melakukan gerakan budaya perlawanan (counter culture) terhadap budaya populer
yang boros dan hedonis di media, khususnya televise
3.2 SARAN
Saatnya
pelajar menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin perubahan.
Pelajar harus meletakkan cita-cita dan masa depan bangsa pada cita
cita perjuangannya. Pelajar atau generasi muda yang relatif bersih
dari berbagai kepentingan harus menjadi aset yang potensial dan mahal untuk
kejayaan dimasa depan. Saatnya pelajar atau generasi muda memimpin perubahan.
Pelajar atau generasi muda yang tergabung dalam berbagai Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda memiliki prasyarat awal untuk memimpin perubahan.
Pelajar atau generasi muda harus bersatu dalam kepentingan yang
sama (common interest) untuk suatu kemajuan dan perubahan. Tidak ada
yang bisa menghalangi perubahan yang diusung oleh kekuatan generasi muda,
sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur. Meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan agar dapat memilih mana yang baik dan benar bagi pelajar . Karena
itu, tidak semua kebudayaan asing baik dan cocok untuk diterapkan pada
masyarakat Indonesia. Seharusnya generasi muda khususnya pelajar lebih
memfilter lagi budaya asing dan perkemangan teknologi di era globalisasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarti,Sri &
Suhardi.(2009).Sosiologi3. Jakarta Timur: PT Sumber Bahagia Concern.
Suteng Bambang
S & Saptono. (2007). Sosiologi Jilid 1. Jakarta : PT Phibeta
Aneka Gama.
Susilo,Rachmad
Kristiono Dwi. (2007). Sosiologi Jilid 2. Karanganyar : CV Graha Multi Grafika.
Daldiyono, Prof. Dr.
dr. (2009). How to Be a Real and Successful Student. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
http://meilanyfebby.blogspot.co.id/2013/09/analisis-pola-pikir-dan-tingkah-laku.html
di akses 1 November 2015
Comments
Post a Comment