Makalah ini
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah
Ilmu Sosial Dasar
DISUSUN
OLEH
NAMA : INAYAH NOVELIA RIZKI
NPM : 13315328
KELAS : 1TA03
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan bisa menyelesaikan
dengan baik.
Makalah ini disusun
agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan sosial dan
budaya terhadap pembangunan apartemen di Yogyakarta berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan penuh kesabaran dan
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat
tentang, “perubahan sosial dan budaya terhadap pembangunan apartemen di
Yogyakarta” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk
dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap
pembangunan dan budaya kita.
Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyusun
agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya
kepada pembaca sekalian. Terima kasih.
Depok , 28 September 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR………………………………….......................................................ii
DAFTAR ISI
……………………………..……………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………….…………………………………………4
1.1 Latar
Belakang…….………….…………………….………….……………….………4
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………..……….5
1.3 Tujuan Penyusunan………………………………….………………………..………..5
BAB II PEMBAHASAN……………………….…………………….………..……………6
2.1 Tinjauan Pustaka
…………………………………………………………...………..…7
2.1.1
Hakekat Apartemen ……………….………….………………………………7
2.2. Budaya masyarakat Yogyakarta kontemporer…………………….…………………..8
2.3 Faktor
Investor membangun apartemen di Yogyakarta………………………………..9
2.4 Tujuan dan Manfaat Apartemen ………………………………….......………….….…10
2.5 Dampak Buruk
Apartemen …...………………………………………….…………..…11
2.6 Perubahan sosial dan budaya
yang terjadi di masyarakat………………………...……12
2.6.1. Perubahan Kebudayaan Di Masyarakat……………………………………..13
2.6.2.
Dampak Perubahan Sosial Dan Kebudayaan Terhadap Masyarakat…………………………………………………………...…………….15
2.6.3
Perubahan Sosial yang terjadi di Yogayakarta…………………………………….……………………..………..…15
2.7 Dampak yang
ditimbulkan oleh Apartemen terhadap lingkungan ..masyarakat……………………………………………………………………………….16
2.8 Sejauhmana Pengaruh
Pembagunan Apartemen terhadap kebudayaan dan sosial masyarakat………………………………………………………………………………...…22
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..23
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….23
3.2 Saran……………………………………………………………..……………………….24
DAFTAR PUSTAKA….……………………………………….…………………………….25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kota Yogyakarta mempunyai luas lahan
yang terbatas, dan permintaan akan pemanfaatan lahan kota untuk
pembangunan fasilitas perkotaan baik pemukiman, industri, dan penambahan jalur
transportasi yang perlahan akan menyita lahan-lahan ruang terbuka lainnya di wilayah
perkotaan. Perkembangan pembangunan di perkotaan selain mempunyai dampak
positif bagi kesejahteraan warga kota juga menimbulkan dampak negatif. Selain
sebagai kota wisata, Yogyakarta merupakan tempat berdirinya hotel,
apartemen, dan gedung-gedung tinggi yang membuat pertumbuhan penduduk
dengan aktivitas yang tinggi di kawasan tersebut akan berdampak pada
perubahan ciri khas sebuah kota, baik berupa fisik, sosial dan budaya. Tidak
dapat dipungkiri dengan adanya faktor-faktor tersebut maka pertumbuhan
dan perkembangan kota Yogyakarta bertambah pesat.
Selain itu
pertumbuhan masyarakat Yogyakarta dari segi ekonomi juga semakin
meningkat, hal ini dapat diketahui dengan banyaknya kendaraan-kendaraan mobil,
maupun motor yang ada di Kota Yogyakarta. Dan ditambah lagi sekarang perguruan
tinggi yang ada di Yogyakarta banyak diminati oleh masyarakat luas
khususnya yang ada di luar daerah. Dengan adanya faktor-faktor tersebut maka
akan adanya perubahan struktur dan infrastruktur secara signifikan di Kota
Yogyakarta. Jika Pemerintah Kota Yogyakarta tidak dapat meminimalisir
atau mencegah serta memberikan solusi terhadap perubahan struktur dan
infrastruktur tersebut maka yang akan terjadi adalah adanya perubahan tata
letak dan tata wilayah kota yang tidak sama dengan sebelumnya.
Dengan
adanya pembangunan tersebut maka berakibat pada kerusakan lingkungan dan polusi
udara yang semakin parah. Itu disebakan karena banyaknya kendaraan bermotor
yang ada membuat macet jalanan dan Ruang Terbuka Hijau Berkurang. Akibatnya
dari pencemaran udara kini semakin meningkat dan suhu kota pun jadi berubah
menjadi panas. Dan dengan adanya pembangunan –pembangunan pertokoan seperti itu
juga mengakibatkan kurangnya daerah resapan air, sehingga jika Kota
Yogyakarta ketika di guyur hujan maka otomatis terjadi banjir. Itu semua
disebabkan karena kurangnya Ruang Terbuka Hujau yang ada di Kota Yogyakarta itu
bisa menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan hidup.
Di dalam UU
No. 26 Pasal 2 dan 3 tahun 2007 telah jelas bahwa penataan ruang itu harus
sesuai dengan keserasian, keterpaduan, keterbukaan karena itu digunakan untuk
mewujudkan ruang wilayah nasional yang nyaman, aman, produktif, dan
berkelanjutan. Jadi dalam UU No. 26 tahun 2007 itu menyebutkan bahwa
Ruang Terbuka Hijau tersebut sangat penting karena itu menyangkut dengan
kepentingan masyarakat untuk mendapatkan lingkungan yang layak dan bebas dari
polusi. Karena itu Ruang Terbuka Hujau selain untuk meminimalisir
polusi udara yang ada bahkan juga dapat dijadikan sebagai paru-paru
kota.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1997 Pasal 1 Tentang Lingkungan Hidup
disebutkan bahwa Dimana Lingkungan Hidup dapat diartikan sebagai kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.
Pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup Sumber
Daya Alam (SDA) seperti air, udara, tanah, hutan dan lainnya merupkan simber
daya yang penting bagi kelangsungan makhluk hidup termasuk manusia. Bahkan SDA
ini tidak hanya mencakup kebutuhan hidup manusia saja, tetapi juga dapat
memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan yang lebih luas. Namun
semua itu bergantung pada bagaimana pengelolaan SDA tersebut, karena
pengelolaan yang buruk akan berdampak pada kerugian yang ditimbulkan seperti
misalnya banjir, pencemaran air, sumur kering dan sebagainya.
Beberapa
tahun belakangan, telah banyak terjadi permasalahan dan isu-isu lingkungan yang
terjadi di Yogyakarta seperti pembangunan hotel, mal, dan apartemen semakin
menjamur. Banyak dampak negatif yang terus dirasakan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Dan tak sedikit pula yang merasa dirugikan olehnya.
1.2 Perumusan Masalah
·
Faktor apa saja yang mendorong
investor membangun aparteman di?
·
Tujuan dan manfaat pembangunan apartemen
·
Perubahan Sosial dan Budaya di
Masyarakat
·
Bagaimana pembangunan apartemen
mempengaruhi dampak social dan budaya?
·
Sejauhmana Pengaruh Pembagunan
Apartemen terhadap masyarakat?
·
Dampak yang ditimbulkan oleh
Apartemen terhadap lingkungan masyarakat
1.3 Tujuan
Penyusunan
Makalah ini
bertujuan untuk mengetahui perkembangan aktivitas pembangunan apartemen di Yogyakarta
seiring bertambahnya jumlah penduduk yang disebabkan oleh perpindahan penduduk
dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu juga mengidentifikasi perbandingan pembangunan apartemen dengan rumah
kumuh dan mengetahui semakin banyak pengusaha lain untuk membangun
fasilitas-fasilitas demi memenuhi kebutuhan penghuni apartemen seperti mall,
rumah sakit dan sekolah. Serta mengindentifikasi dampak yang diakibatkan oleh
apartemen tersebut dibidang lingkungan , social maupun budaya di sekitar
masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Pada
hakekatnya pembangunan adalah kegiatan memanfaatkan sumberdaya alam untuk
mencapai tujuan tertentu. Apabila pemanfaatan sumberdaya alam dilaksanakan
secara besar-besaran, maka akan terjadi perubahan ekosistem yang mendasar. Agar
pembangunan tidak menyebabkan menurunnya kemampuan lingkungan yang disebabkan
karena sumber daya yang terkuras habis dan terjadinya dampak negatif, maka
sejak tahun 1982 telah diciptakan suatu perencanaan dengan mempertimbangkan
lingkungan. Hal ini kemudiandigariskan dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun
1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Peraturan
Pemerintah ini kemudian diganti dan disempurnakan oleh Peraturan Pemerintah No.
51 Tahun 1993 dan terakhir Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). AMDAL adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah
No. 27/1999 Pasal 1). Hasil studi ini terdiri dari dokumen Kerangka Acuan Analisis
Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL), Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL),
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
Hidup (RPL). kelayakan lingkungan hidup oleh Pemerintah.
2.1.1 Hakekat Apartemen
Apartemen adalah
blok bangunan yang di dalamnya terbagi-bagi dalam sejumlah ruang atau unit,
yang dipasarkan secara strata-title atau disewakan. Di luar itu, ada juga
istilah kondominium yang juga merujuh kepada apartemen. Keduanya pada dasarnya
sama pengertiannya. Yang membedakan hanya istilahnya. Kondominium adalah
penguasaan beberapa atau sejumlah orang atas sebuah properti atau bangunan
besar. Jadi apartemen lebih menunjuk ke pengertian fisik, sedangkan kondominium
merujuk kepada hak atau istilah legal. Kondominium, atau kondo, adalah bentuk
hak guna perumahan dimana bagian tertentu real estat (umumnya kamar apartemen)
dimiliki secara pribadi sementara penggunaan dan akses ke fasilitas seperti
lorong, sistem pemanas, elevator, eksterior berada dibawah huukm yang dihubungkan
dengan kepemilikan pribadi dan dikontrol oleh asosiasi pemilik yang
menggambarkan kepemilikan seluruh bagian. Sebutan ini sering digunakan untuk
merujuk pada unit itu sendiri menggantikan kata "apartemen". Nah seiring perkembangan
zaman telah banyak sekarang yang menyediakan apartment/kondominium yang dijual ke konsumen (jual apartemen atau jual kondominium). Kondisi fisik dari Apartemen, kelengkapan
fasilitasnya sangat lengkap, dan juga menjadi daya tarik tersendiri.
Sarana kebugaran seperti fitness center, kolam renang, jogging track, taman
bermain, minimarket, restoran, cafe, dan fasilitas lainnya akan membuat
penghuni apartemen tidak perlu pergi terlalu jauh untuk memenuhi kebutuhannya.
Dan juga penataannya yang lebih bagus di bandingkan rumah susun. Tingkat
keamanan dari apartemen juga lebih baik karena adanya penjagaan 24 jam dan CCTV
yang memantau, sehingga penghuni dapat lebih tenang ketika harus meninggalkan
unitnya. Ini merupakan hal yang penting karena sebagian besar masyarakat
perkotaan yang bekerja akan lebih banyak menghabiskan waktunya di luar, baik
untuk bekerja, makan atau rekreasi.
2.2 Budaya masyarakat Yogyakarta kontemporer
Definisi budaya berdasarkan KBBI adalah semua
hasil karya dan pemikiran manusia. Oleh karena itu dalam peninjauan, budaya
dapat dibagi menjadi tiga aspek yaitu mentifak, sosiofak, dan
artefak(Koentjaraningrat, 1990). Mentifak berkaitan dengan pemikiran dan
falsafah dasar kebudayaan, sosiofak berkaitan dengan perilaku dan penerapan
nyata ideofak dalam kehidupan, dan artefak merupakan hasil nyata dari sebuah
kebudayaan yang dapat berupa barang, tarian, teks, atau lagu. Ketiga bagian
dari kebudayaan ini dapat dianalisis untuk mengetahui perubahan yang terjadi
dalam budaya yang dianut suatu masyarakat.
Yogyakarta dalam peta kebudayaan Jawa termasuk
dalam wilayah kebudayaan Nagarigung atau daerah pusat kerajaan. Dahulu,
nilai-nilai budaya lahir dari dalam lingkungan keraton sebagai dasar untuk
bersikap dan berperilaku bagi masyarakat di lingkungan tersebut. Hal ini
menyebabkan masyarakat yang dekat dengan keraton mengenal lebih dekat
nilai-nilai budaya tersebut. Secara umum, dari hasil survey yang pernah
dilakukan, menunjukkan bahwa hingga kini sebagian besar masyarakat Yogyakarta
masih memegang teguh tradisi para pendahulu mereka, sehingga pemahaman mereka
terhadap berbagai falsafah hidup masih sangat kuat (Gauthama, 2003, p.
38). Pemahaman ini ditunjukkan oleh pemahaman mengenai lima hakekat pokok
budaya Jawa yang disebutkan oleh Koentjaraningrat. Di Yogyakarta, pemahaman
mengenai hakekat tersebut adalah sebagai berikut:
Hakekat Pokok
|
Paham
|
Tidak Paham
|
Hakekat
Hidup
|
96.35%
|
3.65%
|
Hakekat
Kerja
|
96.35%
|
3.65%
|
Hakekat
Waktu
|
72.37%
|
27.63%
|
Hakekat
Hubungan Antarmanusia
|
100%
|
0%
|
Hakekat
Hubungan Manusia dan alam
|
73.15%
|
26.85%
|
Sumber: (Gauthama, 2003)
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa
secara ideofak, budaya Jawa di Yogyakarta masih terjaga dengan cukup baik,
lebih baik dari daerah-daerah lain di Jawa. Hal ini disebabkan adanya
keterkaitan budaya antara masyarakat Yogyakarta dan keraton. Keraton di
Yogyakarta menjadi penjaga nilai dan budaya.
Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri, perubahan
perilaku dan gaya hidup juga terjadi di Yogyakarta terutama pada generasi muda.
Pemahaman falsafah budaya belum tentu diaplikasikan di kehidupan nyata. Salah
satu contoh nyata adalah penggunaan bahasa dalam kehidupan. Penggunaan
bahasa ngokoketimbang bahasa krama terhadap orang
tua sudah mulai dimaklumi dan menjadi hal yang wajar(Gauthama, 2003, p. 266).
Artinya, interpretasi nilai-nilai kesopanan dan penghormatan sudah mulai
berubah. Bentuk lain dari perubahan perilaku adalah berubahnya hubungan sosial
di dalam masyarakat. Hubungan kekeluargaan di dalam masyarakat Yogyakarta sudah
mulai berkurang akibat gaya hidup modern yang mendorong orang untuk bersifat
individualis. Pekerjaan yang menuntut orang untuk bepergian mengurangi waktu
yang tersedia untuk bersosialisasi dengan orang lain. Beberapa orang bahkan
tidak menyukai bersosialisasi (Gauthama, 2003, p. 268). Hubungan
antarmanusia sekarang bersifat lebih praktis dan orang-orang dapat menikmati
kebebasan individual, bebas dari kekangan komunal masyarakat. Selain itu,
penggunaan sistem kasta sudah hampir dihilangkan dalam kehidupan masyarakat
Yogyakarta. Etika penghormatan tradisional terhadap orang-orang berkasta tinggi
sepertiningrat tidak lagi penting bagi sebagian besar masyarakat
Yogyakarta, walaupun menjadi darah biru tetap menjadi kebanggaan dan status di
dalam masyarakat. Dari perubahan-perubahan di atas, dapat disimpulkan bahwa
falsafah budaya Jawa di Yogyakarta tidak diterapkan di dalam masyarakat.
Artinya, secara sosiofak, budaya Jawa sudah mulai hilang dari masyarakat
Yogyakarta.
2.3 Faktor
Investor membangun apartemen di Yogyakarta
Potensi terjun ke investasi apartemen sangat menjanjikan.
Bahkan, pengembaliannya bisa mencapai 100 persen. Ini bisa terjadi seandainya
Anda membeli satu unit apartemen sebelum proyeknya dimulai. Dua sampai tiga
tahun kemudian unit apartemen yang Anda beli harganya sudah dua kali lipatnya.
Hunian apartemen akan menjadi trend hunian masa yang akan
datang di kawasan yogyakarta. Banyak faktor yang melatar belakangi fenomena
ini, semakin sulitnya lahan hunian dikawasan kota yogyakarta karena semakin
mahalnya harga tanah tentunya. Selain itu kawasan yogyakarta merupakan kota
tujuan kota yogyakarta merupakan kota pendidikan, kota budaya dan juga tentunya
kota yang baik untuk menjalankan bisnis. Dengan kata lain banyak penduduk
menjadi salah satu faktor dalam trend hunian apartemen yang akan datang.
Sehingga investasi hunian apartemen di yogyakarta akan banyak dicari orang,
hunian apartemen juga memiliki kelebihan yang tidak ada dimiliki oleh hunian
rumah. ”Tren kedepan itu minimalis dan vertikal, selama ini masih tergolong
baru karena budaya konsumen yang terbiasa landed house,” jelas Ketua DPD Real
Estate Indonesia (REI) DIJ Remigius Edi Waluyo kemarin (25/6).
Menurutnya kedepan hunian vertikal tidak dapat dihindari.
Terlebih dengan kondisi harga tanah yang semakin naik. Saat ini DIJ juga
sudah banyak diincar pengembang besar. Terutama yang membangun hunian vertikal,
seperti apartemen dan kondotel. Remi berharap para pengembang lokal Jogjakarta
juga bisa mengikuti membangun apartemen maupun kondotel. Saat ini baru sekitar
10 persen saja pengembang asli Jogja yang sudah mulai mengembangkan hunian
vertikal. ”Apartemen akan jadi tren karena landed house dalam kota akan jadi
mahal,” ungkapnya. Remi menjelaskan untuk saat ini masih lebih banyak
pengembang yang membangun kondotel dibandingkan apartemen. Hal itu disebabkan
kondotel bisa digunakan sebagai sarana investasi. Dalam jangka waktu tertentu
akan digunakan sebagai kamar hotel. Terlebih okupansi hotel di Jogja, terang
Remi, relatif masih tinggi terutama saat liburan. Untuk masa kedepan akan
banyak bisnis properti yang melirik hunaian apartemen, dan bagi anda yang ingin investasi dalam
hunian apartemen tidak menjadi hal yang merugikan.
2.4 Tujuan dan
Manfaat Apartemen
Apartemen biasanya dibangun di
lokasi-lokasi strategis, yang dekat dengan pusat bisnis atau perkantoran. Maka,
dengan tinggal di apartemen yang dekat dengan tempat bekerja akan mampu
mengurangi kelelahan dan stres di jalan. Anda juga dapat tiba di tempat tinggal
lebih cepat sehingga waktu istirahat lebih banyak.
Mereka juga tidak direpotkan untuk mengurus taman,
sarana pembuangan, air, atau sirkulasi udara karena sudah ada pengelola yang
bertanggung jawab akan hal itu.
faktor
lokasi sebagai tempat tinggal. Padahal dengan lokasi yang dekat dengan tempat
kerja atau kantor, kemacetan lalu lintas sedikit banyak bisa teratasi.
Beruntung,
kini ada program apartemen dengan subsidi pemerintah yang lokasinya cenderung
dekat dengan pusat keramaian. Harganya pun relatif terjangkau oleh kocek
karyawan berusia muda dengan penghasilan antara Rp 2,5 juta hingga Rp 4 juta.
Bangunan
vertikal yang kehadirannya kian marak di kota-kota besar belakangan ini memang
menjanjikan banyak hal positif.
1.
Lokasi jelas merupakan poin jual yang paling diunggulkan.
Umumnya
apartemen tengah kota, berdekatan dengan kantor, mal, bahkan rumah sakit.
Dengan lokasi yang strategis, nyaris tak ada lagi waktu yang terbuang percuma
hanya karena kemacetan lalu lintas. Bahkan pihak pengembang—umumnya pengembang
swasta—biasanya juga menyediakan berbagai fasilitas pendukungnya seperti kolam
berenang, jogging track, tennis court, playground, bahkan taman bermain dan
taman kanak-kanak.
2.
Letak apartemen yang berdekatan dengan kantor otomatis akan membuat Anda
menghemat BBM.
Bujet
untuk trasportasi pun dapat dihemat. Bahkan bila letak kantor sangat dekat, tak
menutup kemungkinan bagi Anda untuk berjalan kaki ke kantor. Jika dilakukan
setiap pagi saat berangkat kantor, badan pun jadi bisa sehat karenanya.
3.
Pemakaian air dan listrik juga dapat dihemat karema Anda tidak perlu
menyediakan lampu taman, pompa air, dan sebagainya.
Bagi
Anda yang masih lajang, tinggal di apartemen tentu akan lebih hemat dan nyaman.
4.
Dengan lahan yang terbatas biasanya luas apartemen tidak seberapa besar. Hal
ini tentu akan sangat memudahkan Anda untuk membersihkannya.
Bahkan bila perlu, Anda tak usah menggunakan jasa pembantu.
Bahkan bila perlu, Anda tak usah menggunakan jasa pembantu.
Sistem
keamanan apartemen yang lebih dan terjaga menjadikannya sebagai hunian yang
lebih aman dan nyaman ketimbang rumah biasa.
2.5 Dampak Buruk Apartemen
Ketersedian air
Pembangunan
apartemen Uttara dengan menawarkan hunian 19 lantai dan 3 basement tentu akan
membutuhkan banyak persediaan air. Pihak apartemen menjelaskan bahwa sumur yang
mereka gunakan pada kedalaman 60 meter sedangkan warga menggunakan sumur pada
kedalaman 10 meter. Beradasarkan kenyataan yang terjadi di Fave Hotel atau di
tempat lain, wajar bahwa kemudian warga sangat khawatir jika sumur yang biasa
mereka gunakan akan mengering. Air adalah salah satu sumber kehidupan yang
paling penting untuk manusia dimana segala aktivitasnya akan sangat memerlukan
ketersediaan air. Warga tentu menyayangkan ketika air yang bertahun-tahun
gratis mereka rasakan kemudian akan kering dan membayar kepada PDAM, notebene
warga kurang begitu suka dengan air yang disdiakan PDAM. Pihak apartemen juga
kurang mampu memanfaatkan lahan resapan, hal ini dibuktikan dengan dibuatnya 3
basement ke bawah. Secara langsung maupun tidak langsung hal ini akan
mempengaruhi resapan air yang berimbas pada ketersediaan air di sekitar
pemikiman warga.
Banjir yang semakin hari
semakin parah
Dengan
banyaknya pembangunan di sekitar jalan kaliurang maka warga sangat khawatir
akan terjadi banjir yang parah karena tidak adanya resapan air yang cukup.
Dapat dicontoh dari kota metropolitan, Jakarta. Pembangunan gedung menjulang
tinggi diman-mana akan menyebabkan lahan resapan air berkurang tertutup beton
dimana-mana sehingga ketika musim hujan tiba banjir menjadi satu bencana yang
terelakkan. Tentu warga Karangwuni dan warga Yogyakarta tak ingin mengalami hal
serupa. Jangan sampai keuntungan yang didapat satu pihak dapat merugikan
pihak-pihak lain yang lebih parah.
Kemacetan yang tak bisa
dihindari
Letak
apartemen Uttara sangat strategis di jalan Kaliurang Km 5,3 dimana setiap hari
banyak kendaraan lalu lalang melintasi kawasan tersebut. Warga Karangwuni dan
Yogyakarta dengan adanya apartemen ini akan memperparah kemacetan yang terjadi
terutama di jam-jam sibuk seperti berangkat dan pulang kerja. Penghuni 19
lantai dan kendaraan yang terparkir di 3 basement memperlihatkan banyaknya
kendaraan yang akan menambah parah macetnya jalan Kaliurang kelak. Selain itu
teguran dilayangkan kepada pihak pengelola apartemen karena melanggar peraturan
bahwa setelah pukul 5 sore kegiatan pembangunan akan selesai. Kenyataannya pada
malam hari proses pembangunan masih terus berlanjut. Tentu saja hal ini akan
mengganggu kenyamanan warga di malam hari.
Ketersediaan Lahan
berkurang
Semakin banyak pembangunan
vertical yang menigililingi tanah Yogyakarta yang mempunyai lahan terbatas dan
juga tanah yang rawan gempa menjadi dampak buruk yang berpengaruh , karena
dengan adanya pembangunan daerah pemukiman warga desa yang mempunyai sifat
kearifansocial dan budaya yang tinggi pun harus tergusur dan membuat masyarakat
harus berpencar mencari pemukiman yang baru.
2.6 Perubahan sosial dan budaya yang terjadi di
masyarakat
2.6.1. Perubahan Kebudayaan Di
Masyarakat
1. Pakaian
Perubahan
mode pakaian pada masyarakat bisa saja terjadi. Dahulu semua masyarakat
menggunakan pakaian adat khasnya. Namun, seiring dengan kemajuan dari
perkembangan masyarakat tersebut membuat sedikit demi sedikit anggota
masyarakat mulai meninggalkan pakaian adatnya dan menggunakan pakaian yang
menjadi trend di daerah itu. Seperti contoh, sekarang adalah jamannya demam
Korea. Bagi penggemar beratnya, mereka selalu mencari dan menggunakan pakaian
yang biasa digunakan orang Korea. Dengan mudah mereka dapatkan di Mall kota
mereka Namun, masyarakat tetap tidak
meninggalkan pakaian adat mereka dan tetap menggunakannya dalam acara tertentu.
3. Kesenian
Kesenian
bisa saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan zaman. Saat ini, banyak
kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak bangsa tidak suka dengan
kesenian tersebut. Bahkan mereka lebih suka mempelajari kesenian asing dengan
alasan trendy. Namun, masih banyak kesenian populer Indonesia yang masih bisa
bertahan sampai sekarang.
4. Bahasa
Daerah
Indonesia
memiliki banyak sekali bahasa daerah. Namun, banyak juga bahasa yang mulai
punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih berminat untuk menggunakan
Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan bahasa daerahnya sendiri. Itu
mungkin karena bahasa tersebut jangkauan komunikasinya lebih luas dibandingkan
bahasa daerahnya yang cenderung hanya dimengerti oleh anggota masyarakat di
daerah tersebut.
5. Masuknya
Budaya Barat
Budaya di
Indonesia telah banyak tercampur dengan budaya asing. Itu mungkin disebakan
karena kebudayaan itu lebih menyenangkan dibandingkan budayanya sendiri.
Seperti budaya hari Valentine dan pesta ulang tahun. Sebenarnya budaya asli
Indonesia telah memiliki budaya yang mirip dengan budaya tadi. Namun, budaya
tersebut terkadang dianggap kurang meriah. Contoh perubahan besar lainnya
adalah penggunaan komputer dan alat-alat teknologi sebagai pengganti buku untuk mencari tugas. Hal itu
disebabkan oleh kemudahan menggunakan alat-alat teknologi tersebut.
Perubahan
pada cara berkomunikasi bisa terjadi. Beberapa tahun lalu kita masih
menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh dan sekarang, dengan
menggunakan jejaring sosial atau alat komunikasi, seseorang bisa berkomunikasi
dengan cepat dan praktis.
Itulah
contoh perubahan sosial budaya yang terjadi pada masyarakat. Semua masyarakat
pasti saja akan mengalami perubahan sosial budaya. Namun, perubahan tersebut
umumnya tidak dirasakan atau tidak terjadi pada masyarakat terpencil.
2.6.2. Dampak Perubahan Sosial Dan Kebudayaan Terhadap Masyarakat
Adanya
perubahan sosial budaya secara langsung atau tidak langsung akan memberikan
dampak negatif dan positif.
A. Akibat
Positif
Perubahan dapat terjadi jika
masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Keadaan
masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menyesuaikan disebut adjusment,
sedangkan bentuk penyesuaian dengan gerak perubahan disebut integrasi.
B. Akibat
Negatif
Akibat negatif terjadi apabila
masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan diri dengan gerak
perubahan. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan disebut
maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi. Penerimaan masyarakat
terhadap perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang
bersangkutan.
Apabila perubahan sosial budaya
tersebut tidak berpengaruh pada keberadaan atau pelaksanaan nilai dan norma
maka perilaku masyarakat akan positif. Namun, jika perubahan sosial budaya
tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan norma maka perilaku
masyarakat akan negatif.
Terdapat beberapa tanggapan masyarakat sebagai dampak
perubahan sosial yang
menimbulkan suatu ketidakpuasan, penyimpangan masyarakat, ketinggalan, atau
ketidaktahuan adanya perubahan, yaitu sebagai berikut.
- Perubahan yang diterima masyarakat
kadang-kadang tidak sesuai dengan keinginan. Hal ini karena setiap orang
memiliki gagasan mengenai perubahan yang mereka anggap baik sehingga
perubahan yang terjadi dapat ditafsirkan bermacam-macam, sesuai dengan
nilai-nilai sosial yang mereka miliki.
- Perubahan mengancam kepentingan pihak yang
sudah mapan. Hak istimewa yang diterima dari masyarakat akan
berkurang atau menghilang sehingga perubahan dianggapnya akan
mengancangkan berbagai aspek kehidupan. Untuk mencegahnya, setiap
perubahan harus dihindari dan ditentang karena tidak sesuai kepentingan
kelompok masyarakat tertentu.
- Perubahan dianggap sebagai suatu kemajuan
sehingga setiap perubahan harus diikuti tanpa dilihat untung ruginya bagi
kehidupan. Pembahan juga dianggap membawa nilai-nilai baru
yang modern.
- Ketidaktahuan pada perubahan yang terjadi. Hal
ini mengakibatkan seseorang ketinggalan informasi tentang perkembangan
dunia.
- Masa bodoh terhadap perubahan. Hal
itu disebabkan perubahan sosial yang terjadi dianggap tidak akan
menimbulkan pengaruh bagi dirinya.
- Ketidaksiapan menghadapi perubahan.
Pengetahuan dan kemampuan seseorang terbatas, dampak perubahan sosial yang
terjadi ia tidak memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi.
Akibat atau dampak perubahan sosial dan kebudayaan
yang terjadi dalam masyarakat dapat berbentuk antara lain sebagai
berikut :
1. Pergolakan dan Pemberontakan
Proklamasi dikumandangkan sebagai
pernyataan kemerdekaan Indonesia dapat diterima di berbagai daerah walaupun
tidak secara bersamaan. Rakyat menyambut dan mendukungnya. Oleh karena itu,
segera dibentuk suatu tatanan dan kehidupan sosial baru. Rangkaian peristiwa
itu disebut revolusi. Adanya pergolakan dan pemberontakan di berbagai daerah
pascakemerdekaan, berlujuan untuk menjatuhkan kedudukan penguasa pada saat itu,
sekaligus menyatakan kelidaksetujuan mereka terhadap ideologi pemerintah.
2. Aksi Protes dan
Demonstrasi
Aksi protes disebut juga unjuk rasa
yang selalu terjadi dalam kehidupan manusia. Hal itu terjadi karena setiap
orang memiliki pendapat dan pandangan yang mungkin berbeda. Protes dapat
terjadi apabila suatu hal menimpa kepentingan individu atau kelompok secara
langsung sebagai akibat dari rasa ketidakadilan akan hak yang harus diterima.
Akibatnya, individu atau kelompok tersebut tidak puas dan melakukan tindakan
penyelesaian.
Protes merupakan aksi tanpa kekerasan yang dilakukan
oleh individu atau masyarakat terhadap suatu kekuasaan. Protes dapat pula
terjadi secara tidak langsung sebagai rasa solidaritas antarsesama karena
kesewenang-wenangan pihak tertentu yang mengakibatkan kesengsaraan bagi orang lain.
3. Kriminalitas
Perubahan sosial yang terjadi dalam
kehidupan memberi peluang bagi setiap orang untuk berubah, tetapi perubahan
tersebut tidak membawa setiap orang ke arah yang dicita-citakan. Hal ini
berakibat terjadinya perbedaan sosial berdasarkan kekayaan, pengetahuan,
perilaku, ataupun pergaulan. Perubahan sosial tersebut dapat membawa seseorang
atau kelompok ke arah tindakan yang menyimpang karena dipengaruhi
keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi atau terpuaskan dalam kehidupannya.
Perbuatan kriminal yang muncul di masyarakat secara
khusus akan diuraikan sebagai akibat terjadinya perubahan sosial yang
menimbulkan kesenjangan kehidupan atau jauhnya ketidaksamaan sosial. Akibatnya,
tidak semua orang mendapat kebahagiaan yang sama. Adanya perbedaan tersebut
menyebabkan setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda terhadap hak dan
kewajibannya. Setiap orang harus mendapat hak disesuaikan dengan kewajiban yang
dilakukan.
4. Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme
Bangsa Indonesia yang sedang membangun
perlu memiliki sistem administrasi yang bersih dan berwibawa, bebas dari segala
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Masalah korupsi menyangkut berbagai aspek
sosial dan budaya maka Bung Hatta (dalam Mubyarto) mengatakan bahwa korupsi
adalah masalah budaya. Apabila hal ini sudah membudaya di kalangan bangsa
Indonesia atau sudah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa akan sulit untuk
diberantas. Akibatnya, ha! tersebut akan menghambat proses pembangunan
nasional. Untuk memberantas korupsi, tidak hanya satu atau beberapa lembaga
pemerintahan saja yang harus berperan, tetapi seluruh rakyat Indonesia harus
bertekad untuk menghilangkan korupsi.
5. Kenakalan
Remaja
Kenakalan remaja merupakan
disintergasi dari keutuhan suatu masyarakat. Hal itu karena tindakan yang
mereka lakukan dapat meresahkan masyarakat Oleh karena itu, kenakalan remaja
disebut sebagai masalah sosial. Munculnya kenakalan remaja merupakan gejolak kehidupan
yang disebabkan adanya perubahan-perubahan sosial di masyarakat, seperti
pergeseran fungsi keluarga karena kedua orangtua bekerja sehingga peranan
pendidikan keluarga menjadi berkurang.
Selain itu, pergeseran nilai dan norma masyarakat
mengakibatkan berkembangnya sifat individualisme. Juga pergeseran struktur
masyarakat mengakibatkan masyarakat lebih menyerahkan setiap permasalahan
kepada yang berwenang. Perubahan sosial, ekonomi, budaya, dan unsur budaya
lainnya dapat mengakibatkan disintegrasi.
2.6.3 Perubahan Sosial yang terjadi di Yogayakarta
Yang
menarik adalah buku dari Selo Soemardjan yang membahas perubahan sosial di
Yogyakarta. Bahwa ternyata Sri Sultan berpandangan selangkah lebih maju dari
para pendahulunya dalam menyikapi perubahan sosial yang membawa pengaruh
terhadap kedudukan para keluarga Istana. Bahkan beliau yang mendorong para
bangsawan ini untuk bekerja keras, membuka pintu pintu keraton simbol
keangkuhan masa silam dan mempersilakan rakyatnya masuk bertemu dengannya serta
menyelesaikan masalah keseharian. Kesadaran bahwa sudah saatnya kehidupan
keluarga istana yang serba mewah harus diakhiri karena di luar tembok
bermunculan para akademisi yang mempunyai kemampuan melebihi kaum bangsawan.
Mungkin mirip dengan fenomena para mbok Mase di Surakarta. Bagaimana ia bekerja
membentuk badan badan yang mengelola ekonomi rakyat, mengenalkan sedikit demi
sedikit administrasi kepegawaian kepada rakyatnya dan membimbing rakyat untuk
mulai berinisiatif dalam penyelesaianmasalah.
Tidak seperti saudaranya di Surakarta yang masih sibuk dengan perselisihan kuno Surakarta-Mangkunegaran. Ia justru tidak segan segan bekerja sama dengan Paku Alam demi melancarkan tugas tugasnya. Memang tidak semua pekerjaannya berhasil karena adanya benturan benturan dengan partai politik maupun ketidaksiapan para personil yang ditunjuk, tapi itu merupakan pembuktian bahwa ia memang memiliki ketajaman visi yang seharusnya dimiliki oleh seorang Raja
Tidak seperti saudaranya di Surakarta yang masih sibuk dengan perselisihan kuno Surakarta-Mangkunegaran. Ia justru tidak segan segan bekerja sama dengan Paku Alam demi melancarkan tugas tugasnya. Memang tidak semua pekerjaannya berhasil karena adanya benturan benturan dengan partai politik maupun ketidaksiapan para personil yang ditunjuk, tapi itu merupakan pembuktian bahwa ia memang memiliki ketajaman visi yang seharusnya dimiliki oleh seorang Raja
Di tangannya Yogyakarta
dengan selamat mengarungi masa masa panas pasca proklamasi kemerdekaan.
2.7 Dampak yang ditimbulkan oleh Apartemen terhadap
lingkungan masyarakat
Apartemen adalah tempat tinggal massal,
rata-rata apartemen memiliki tinggi lebih dari 10 lantai. Setiap lantai
memiliki beberapa "rumah" yang bisa ditinggali oleh beberapa
keluarga. Memang tujuan dari pembangunan apartemen ini bagus yaitu untuk
meminimalisasi penggunaan lahan untuk tempat tinggal. Jika perumahan
konvensional menggunakan lahan secara horisontal maka apartemen menggunakan
lahan secara vertikal. Cara ini sangat ampuh untuk meminimalisasi penggunaan
lahan.
Jika ada dampak positif maka tentu akan ada
dampak negatif. Begitu pula dengan pembangunan apartemen di margonda raya ini.
Dampak negatif pertama dari pembangunan apartemen ini adalah bertambahnya
kemacetan di jalan margonda raya. Coba kita bayangkan akan ada berapa ratus
atau mungkin berapa ribu orang yang akan tinggal di apartemen tersebut. Jika di
pagi hari orang-orang tersebut berkegiatan sepergi pergi bekerja dan pergi ke
sekolah tentu akan menambah jumlah kendaraan yang tumpah ruah di jalan margonda
raya. Sekarang saja sudah macet apalagi jika nanti apartemen itu telah dihuni
dan penghuninya menggunakan kendaraannya untuk bepergian.
Dampak kedua yang
mungkin akan timbul adalah habisnya air tanah di bawah permukaan. Hal ini dapat
terjadi karena meningkatnya kebutuhan air di apartemen tersebut. Coba bayangkan
berapa liter air yang dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan
mencuci. Developer tentu tak mau ambil repot. Mereka tinggal bor tanah lalu
sedot airnya. Padahal jika air yang disedot terlalu banyak maka bisa
menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah. Pembangunan hotel dan mal yang semakin marak dalam beberapa
tahun terakhir di Daerah Istimewa Yogyakarta, ternyata membawa dampak buruk
bagi lingkungan. Dalam diskusi Jogja Sold Out di
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gajah Mada, Rabu, (22/04/2015),
warga Miliran, Kota Yogyakarta, Dodok Putra Bangsa mencontohkan sejak pendirian
Fave Hotel, sumur warga Miliran mengering.
“Sumur-sumur
warga mengalami kekeringan sejak muncul hotel tersebut. Kami jadi korban
pembangunan Fave Hotel. Sejak beroperasi 2012 silam sumur warga jadi kering.
Padahal sejak saya hidup disini dan kecil sumur tidak pernah kering meski musim
kemarau,” kata aktivis gerakan Jogja Asat itu. Sementara itu, aktivis
lingkungan RM. Aji Kusumo menilai bahwa pembangunan hotel maupun mal lebih
banyak memunculkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar. “Pembangunan hotel
dam mal dengan modal investor tidak menguntungkan warga karena keuntungan hanya
masuk ke kantong mereka sendiri (investor),” kata Aji. Meski merugikan
masyarakat, pembangunan gedung komersil tetap berjalan karena ada dukungan dari
aparat kepolisian. Bahkan tidak jarang mendapat dukungan ilmiah dari kalangan
akademisi yang luput dari fokus pembangunan yang berkeadilan.
Hasil penelitian
FNKSDA menunjukkan driver berasal
dari sektor populasi, turisme, industri batik, perubahan iklim, kapasitas
lembaga dan individu, serta manajemen data. Faktor driver itu memberikan tekanan (pressure) terhadap sumber daya air di Kota Yogyakarta
dan sekitarnya berupa debit konsumsi dan buangan air yang dihasilkan dari
populasi terkait yang menunjukkan tingginya beban terhadap sumber daya air.
Beban
dari arah populasi ini diperparah oleh kondisi lingkungan global berupa
perubahan iklim yang ditandai dengan semakin menurunnya curah hujan secara
suksesif dalam beberapa tahun. Sementara respons kebijakan dari pemerintah
daerah justru kontraproduktif karena memicu mobilisasi permohonan izin
pendirian hotel yang baru. Tekanan tersebut pada gilirannya menghasilkan
kondisi (state) berupa penurunan muka air tanah di Kota
Yogyakarta dan sekitarnya serta kontaminasi nitrat dan bakteri e-coli. Di
bidang institusi, terlihat bahwa tidak ada badan otoritas yang melakukan
monitoring dan mengelola akuifer Merapi sebagai sumber air tanah bagi daerah
Yogyakarta, Bantul, dan Sleman. Tekanan dari sistem tata kelola ini menyebabkan
tidak adanya manajemen data hidrologi yang baik. Dalam hal pelayanan publik,
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di ketiga daerah ini juga sangat lemah.
Tekanan-tekanan itu pada akhirnya
menghasilkan dampak (impact) terhadap kondisi sumber
daya air dimana harga air menjadi mahal bagi populasi dan buruknya kuantitas
dan kualitas air di daerah ini. Sebagai ilustrasi, untuk kasus Sleman, hasil
simulasi 10 tahun menunjukkan angka ekstraksi yang “terterima” adalah 28.968
liter/hari, sementara kebutuhan air minum (saja) untuk 1.114.833 orang warga
Sleman mencapai 3.344.499 sampai dengan 4.459.332 liter/hari. Selisih angka
ekstraksi air tanah terterima dan kebutuhan ini sangat jauh.
Dampak dari lemahnya database hidrometereologi adalah susahnya
membangun model sumber daya air yang meyakinkan. Dampak
akan keringnya sumur warga pun menjadi pertimbangan masyarakat jika pembangunan
apartemen tersebut terus dilakukan. Pasalnya, hampir semua warga disana
menggunakan air sumur demi memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari,
walaupun pihak pendiri apartemen telah mengatakan bahwa mereka akan menggunakan
air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) guna memenuhi kebutuhan air
apartemen mereka dan hanya akan melakukan pengeboran sumur dalam sebagai
cadangan saja. Warga tidak semudah itu untuk percaya dengan pernyataan pihak
pendiri apartemen, menurutnya, itu hanyalah teori dan kita tidak tahu praktik
kedepannya akan seperti apa.
2.8 Sejauhmana Pengaruh Pembagunan Apartemen
terhadap kebudayaan dan sosial masyarakat
Nilai Budaya Indonesia akan berubah
itu Bisa saja, Dengan semakin
banyak orang tinggal di apartemen,maka mereka dapat saja tidak bersosialisasi.menjadi
masyarakat yang egois,hidup menyendiri,tidak ramah,karena telah menjadi
masyarakat “penghuni rumah beton”.Tetapi, dengan adanya kegiatan warga,di RT,
seperti arisan,temu warga, hal hal seperti itu dapat di cegah,karena dapat
tetap mempererat tali silaturahmi. Namun bila apartemen hanya dijadikan tempat transit,atau tempat
beristirahat,maka apartemen tidak ubahnya seperti tempat kost,dan bisa menjadi
tempat
yang tidak bertanggung jawab.
Dengan
adanya Pembangunan Apartemen tersebut dampak dari segi ekonomi pun terpenuhi
karena banyaknya masyarakat yang ingin semua instan ,dan budaya mengkonsumsi masyarakat pun makin
tinggi tetapi kurangnya lapangan pekerjaan yang tercipta membuat pengangguran
meningkat, kehidupan social dari strata pun makin terlihat dari kalangan kaya
raya hingga kalangan rakyat miskin. Itu juga dapat memicu kriminalitas di
lingkungan masyarakat, terjadinya KKN karena ingin meningkatkan pundi-pundi
kekayaan. Dan ada juga penyalahgunaan Apartemen untuk berbuat kejahatan dari
tangan yang tak bertanggung jawab.
Dan membuat Tingginya
Tingkat Individulitas Di Kota Berbudaya, Seperti yang kita ketahui Yogyakarta
merupakan kota daerah istimewa di Indonesia. Masih tinggi tingkat budaya
keraton jawa yang masih melekat di daerah itu, membuat masyarakat Yogyakarta dan
juga Perubahan di dalam
masyarakat Yogyakarta telah menggeser nilai-nilai yang dahulu dianut oleh
masyarakat tersebut. Walaupun secara falsafah nilai-nilai ini dipahami banyak
orang, di dalam berperilaku, nilai-nilai ini tidak diterapkan sepenuhnya.
Falsafah budaya Jawa sudah menjadi sesuatu yang usang di dalam masyarakat
Yogyakarta, sesuatu yang ada tetapi tidak sepenuhnya terpakai. Hal ini tentu
berpengaruh pada peran dan posisi keraton di dalam masyarakat Yogyakarta.
Pandangan masyarakat berubah dari yang dahulu melihat keraton sebagai sumber
otoritas utama di masyarakat, sekarang melihat keraton menjadi cagar budaya
yang harus dilestarikan. Otoritas politik keraton tetap ada di masyarakat bukan
karena pengakuan hirearki kesultanan tetapi pengakuan hirearki pemerintahan
Republik Indonesia. Keraton mempunyai otoritas politik di masyarakat karena
Sultan Hamengkubuwono X menjadi gubernur DI Yogyakarta bukan karena beliau
menjabat Sultan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perkembangan pembangunan hotel, mal, apartemen di
Yogyakarta begitu marak. Hal ini akan memberikan dampak yang beragam,
positifnya adalah keuntungan ekonomi untuk pelaku usaha yang berada di
sekitarnya, namun masalah lingkungan menjadi hal yang tak bisa dihindari
mengingat kajian-kajian lingkungan yang diharapkan menjadi solusi nyatanya masih
saja terjadi dan memberikan dampak buruk bagi warga. Sumur kering, banjir, dan
kemacetan akan menjadi pemandangan sehari-hari ketika tak ada satupun yang mau
dan berani berucap atas nama keadilan lingkungan. Kota Yogyakarta yang berhati
nyaman jangan sampai berubah dan berhenti nyaman, kearifan lokal budaya kota
Yogyakarta jangan sampai hilang dikubur bangunan atas nama keuntungan dan
keegoisan belaka. Semoga warga Yogyakarta bisa terus aktif, tanggap, dan
menjaga kelestarian alam.
3.2 SARAN
Adanya perubahan sosial sebagai proses
dalam pembangunan di Indonesia, diharapkan semua kalangan baik masyarakat
maupun pemerintah menjalin kerjasama agar proses pelaksanaan pembangunan dapat
tewujud dan tujuan nasional dapat tercapai. Pada dasarnya, pembangunan
diarahkan ke kondisi better dan untuk hajat hidup masyarakat
banyak. Oleh karena itu, setiap partisis masyarakat tidak boleh mempunyai sikap
yang kontra terhadap pembangunan. Proses perubahan sosial melalui modernisasi
dan globalisasi sebaiknya diambil dampak positifnya karena dampak positif
seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan tentunya
mendukung pembangunan di Indonesia.
Pembangunan
dengan mempertimbangkan jenis lahan
Hendaknya pembangunan gedung-gedung di kota Jakarta tetap memperhatikan
jenis lahan dimana bangunan itu hendak didirikan. Lokasi pembangunan yang
kurang tepat justru akan merugikan masyarakat.
Pembanguan di daerah-daerah yang seharusnya menjadi drainase dan sanitasi
pun tak perlu dilakukan.
Saat
pembangunan dilakukan hendaknya pembangunan itu memiliki AMDAL dan izin dari
pemerintah setempat dan tidak merugikanmasyarakat atau lingkungan di sekitar
pembangunan tersebut
Harus
adanya kesadaran dari masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh pembangunan yang
sedang marak-maraknya di Indonesia, masayarakat juga harus tetap menonjolkan
cirikhas budaya daerah masing-masing agar tidak terkubur oleh pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
“ Apartemen di
Yogyakarta layak kah?” “http://kophiyogya.org/apartemen-di-yogyakarta-layak-kah/.html”
akses 25 September 2015
“ Pembangunan hotel dan
mal di yogyakarta merusak lingkungan, mengapa? “ http://www.mongabay.co.id/pembangunan-hotel-dan-mal-di-yogyakarta-merusak-lingkungan-mengapa/
akses 25 September 2015
“Dampak Perubahan
Sosial” di akses 25 September 2015 http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1992756-dampak-perubahan-sosial-budaya.html
Johnson, P.D, 1988.Teori Sosiologi Klasik dan Modern I, Gramedia,
Jakarta
“ Dampak Pembangunan
Apartemen” di akses 25 September 2015 http://adenuraini35.blogspot.co.id/2014/03/dampak-pembangunan-apartemen.html
“Pembangunan Apartemen”
di akses 26 september 2015 http://esl46kiasansemangathidup.blogspot.co.id/2011/03/pembangunan-apartemen-di-tahun-2011.html
“ Pembangunan Apartemen
Hotel dan Apartemen ancam sumber air keistimewaan Yogyakarta” di akses 26
september 2015 http://www.mongabay.co.id/pembangunan-apartemen-hotel-marak-ancam-sumber-air-dan-keistimewaan-yogyakarta/
“ yang luput dari
rencana bangun apartemen” di akses 25 September 2015 http://www.kompasiana.com/ratihsyifani.kompasiana.com/yang-luput-dari-rencana-bangun-apartemen_5535a64e6ea8344415da42e7
“Bisnis hunian
apartemen menjadi trend masa depan Yogyakarta” diakses 28 September 2015 http://hipsi.org/bisnis-hunian-apartemen-menjadi-trend-masa-depan-yogyakarta/
Comments
Post a Comment