PIDATO BAHASA INDONESIA
PUDARNYA ALAT
MUSIK DAN UPACARA ADAT TRADISIONAL YOGYAKARTA
NAMA : INAYAH NOVELIA RIZKI
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Selamat pagi dan salam sejahtera
untuk kita semua
Yth ibu dan ibu Delfrida selaku guru
pembimbing dan walikelas 12 IPA 4, dan yang saya sayangi teman-teman sekalian
Puji syukur senantiasa kita panjatkan
khadirat allah swt yang telah memberikan rahmatnya kepada kita semua sehingga
kita dapat berkumpul di tempat ini . shalawat dan salam semoga tercurahkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw yang telah mennuntun kita dari
jalan yang gelap , menuju jalan yang terang.
Pada hari ini saya akan menyampaikan
pidato ini , adapun topik pidato yang akan saya sampaikan adalah “pudarnya alat
musik dan upacara adat tradisional Yogyakarta”
Teman-teman dan ibu guru sekalian ,
upacara adat adalah suatu upacara yang dilakukan secara turun-menurun yang
berlaku disuatu daaerah. Dalam hal ini , setiap daerah memiliki upacara adat
sendiri-sendiri. Upacara adat merupakan upacara religi dalam kebudayaan suku
bangsa biasanya merupakan unsur kebudayaan yang paling tampak lahir, hal ini
diungkapkan oleh Ronald Robertson (1988:1) bahwa agama berisikan ajaran
mengenai kebenaran tertinggi.
Aktifitas upacara adat yang berkaitan
dengan sistem religi salah satu wujud kebudayaan yang paling sulit diubah bila
dibandingkan dengan unsur kebudayaan yang lainnya.
Salah satunya pada masyarakat
Yogyakarta , yang kita ketahui dari sudut pandang historis , Daerah Istimewa
Yogyakarta dulunya merupakan pusat dari beberapa kerajaan,terutama kerajaan
Mataram Islam dan Ngayogyakarta Hardiningrat. Nama Yogyakarta pun diambil dari
nama kesultanan Ngayogyakarta. Dengan latar belakang kerajan seperti ini
tidaklah heran sampai sekarang masih banyak diselenggarakan upacara adat
tradisional di Yogyakarta , salahsatu adalah Sekaten dan Grebeg Maulud.
Teman-teman dan ibu guru yang saya
hormati
Saya akan menjelaskan sedikit tentang
Sekaten sendiri adalah upacara yang secara rutin tiap tahunnya, dimulai pada
hari ke 5 bulan maulud , salah sau bulan dalam kalender Jawa. Upacara ini
diadakan untk memperingati hari lahirnya nabi Muhammad SAW. Penduduk Yogyakarta
sudah meyakini bahwa dengan merayakan sekaten terutama dengan mendengarkan 2
set gamelan keraton , mereka akan diberkahi oleh Tuhan karena mereka merayakan
dengan meriah maulid nabi Muhammad SAW. Beberapa hari ke11 bulan maulud perangkat
musik gamelan kerajan yang sangat religi dan sangat disakralkan dimasukkan
kembali ke keraton.
Puncak dari sekaten adalah grebeg maulud,
diadakan festival dari pukul 07.30 hingga malam hari, di keluarkan “gunungan”
dari keraton yang diarak sampai alun-alun utara yang disambut oleh salvo
senjata dan sorakan prajurit-prajurit yang menunggu dan masyarakat yang
menyaksikan. Tetapi seiring berjalannya waktu upacara ini terdapat sedikit
perubahan saat festival. Seni alat musik khas jawa pun mulai tak dilirik lagi
oleh penerus dan generasi mudanya. Karena mereka lebih memilih organ tunggal
perlahan-perlahan membuat seni musik gamelan tersingkir, dikarenakan organ
tunggal tidak memerlukan banyak ruang seperti gamelan, dan penerus untuk
melestarikan alat musik gamelan pun menurun, karena lebih tertarik dengan alat musik
yang lebih modern.
Sehubungan dengan itu ,pada masa
sekarang anak muda terlihat tak tertarik lagi akan budaya dan ciri khas daerah
nya sendiri dan juga kurangnya apresiasi dari pihak sekolah untuk
mengajarkannya tidak ada dan juga persepsi pemikiran orangtua dan generasi muda
sekarang. Padahal kalau kita melestarikan dan mengembangkan budaya dan alat musik
kita, bisa mengundang banyak wisatawan luar untuk berkunjung dan juga
memperkenalkan budaya kita yang selama ini tak terlihat lagi. Apabila sekaten
dan grebeg maulud diadakan dengan anggota atau personil upacara tersebut oleh generasi
mudanya mungkin upacara ini bisa lebih meluas dan lebih meriah. Dan alat musik
gamelan tidak akan memudar, padahal gamelan adalah alat musik asli dari
Indonesia yang filosofinya sangat kental dengan kehidupan masyarakat jawa. Hal
ini berkaitan dengan seni budayanya serta berhubungan erat dengan perkembangan
religi yang dianutnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa
gamelan ini menjadi salah satu hasil kebudayaan yang sudah diakui seacara
internasional dan telah dipentaskan di 5 benua. PBB juga sudah menetapkan
gamelan sebagi warisan budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan. Tetapi
mengapa kita sendiri sebagai generasi muda tidak lagi ingin melesatarikannya?.
Di 10 negara lain di Eropa dan Asia sudah mempelajari budaya dan alat musik
gamelan itu sendiri. Kita sebagai orang asli Indonesia yang mempunyai budaya
itu mengapa tidak berniat untuk mempelajarinya?, sebagai generasi muda yang
berkarakter kita harus melestarikan budaya kita dan juga kita harus lebi banyak
dan ikut serta dalam upacara adat tradisi didaerah kita, agar budaya leluhur
yang turun menurun tetap terjaga dan lestari hingga akhir hayat walaupun
berrjalannya waktu adat , budaya dan leluhur tidak tergerus dengan arus
globalisasi modern.
Hanya ini yang saya dapat sampaikan ,
sebelumnya saya meminta maaf jika ada kesalahan kata atau ucapan dari uraian
pidato saya, karena sesungguhnya saya jauh dari kesempurnaan dan kesempurnaan
hanya milik Allah SWT. Sekian uraian pidato yang saya sampaikan mudah-mudahan
bermanfaat bagi kita semua, saya mohon maaf maaf sebesar-besarnya atas segala
kekurangannya.
Wassalamualaikum warrahmatullahi
wabarakatuh.
Comments
Post a Comment