MAKALAH MANUSIA DAN PENDERITAAN
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah. Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita. Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.
Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah. Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita. Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas :
1. Pengertian penderitaan dan sebab nya .
2. Pengertian ketakutan dan phobia.
3. Pengertian siksaan .
4. Siksaan yang bersifat psikis .
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas :
1. Pengertian penderitaan dan sebab nya .
2. Pengertian ketakutan dan phobia.
3. Pengertian siksaan .
4. Siksaan yang bersifat psikis .
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari penderitaan .
2. Untuk mengetahui penyebab penderitaan
3. Untuk memahami pengertian dari siksaan .
4. Untuk mengetahui siksaan yang bersifat psikis dalam kehidupan manusia .
1. Untuk memahami pengertian dari penderitaan .
2. Untuk mengetahui penyebab penderitaan
3. Untuk memahami pengertian dari siksaan .
4. Untuk mengetahui siksaan yang bersifat psikis dalam kehidupan manusia .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita, derita
berasal dari bahasa sansekerta, dhra yang berarti menahan atau menanggung.
Sedangkan menurut kamus besar Bahasa indonesia derita artinya menanggung
(merasakan) sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan demikian merupakan lawan
kata dari kesenangan ataupun kegembiraan.[1]
2.2 Penderitaan & sebab-sebabnya
Apabila dikelompokkan
secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka
penderitaan manusia dapat dibagi sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadiderita. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Kesadaran itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita.
2. Penderitaan yang timbul akibat penyakit,siksaan/azab Tuhan
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadiderita. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Kesadaran itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita.
2. Penderitaan yang timbul akibat penyakit,siksaan/azab Tuhan
Penderitaan manusia
dapat juga terjadi akibat penyakit/siksaaan/azab Tuhan. Namun kesabaran,
tawakal, & optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu.
2.3 Jenis Kesedihan
Yang jelas, setiap kesedihan membawa tantangan tersendiri untuk dihadapi. Di bawah ini beberapa contoh musibah atau kesedihan yang dapat melahirkan reaksi berbeda-beda dan bagaimana seharusnya Anda bertindak.
Yang jelas, setiap kesedihan membawa tantangan tersendiri untuk dihadapi. Di bawah ini beberapa contoh musibah atau kesedihan yang dapat melahirkan reaksi berbeda-beda dan bagaimana seharusnya Anda bertindak.
* Kehilangan orang tua
Hubungan kita dengan orang tua merupakan suatu hubungan yang unik. Oleh
sebab itu pasangan diharapkan bisa memahami makna kehilangan ini. Misalnya
dengan berusaha menggantikan posisinya demi mendukung pasangan. Antara lain
dengan cara selalu berada di dekatnya, menjadi pendengar yang baik, dan selalu
siap membantunya.
* Keguguran
Kehamilan merupakan suatu hal yang dinanti-nantikan bagi
banyak pasangan dan juga merupakan suatu kebahagian tersendiri. Tetapi
sayangnya rencana tidak selalu berjalan mulus. Masalah genetika/keturunan
mungkin dapat menyebabkan pasangan susah mendapatkan anak atau selalu
keguguran. Secara naluri, seorang ibu akan merasa lebih kehilangan dibanding
pasangannya.
Tapi sebaliknya, sebagai pasangan dan seorang laki-laki pada umumnya, mereka berjuang untuk menahan emosi terdalamnya. Bagaimanapun juga, sebagai ayah merasa kehilangan merupakan kesedihan juga. Dengan sedikit dukungan atau pengertian, mereka akan dapat menghadapinya.
* Kehilangan anak
Jika bayi sudah lahir dan kemudian dalam beberapa bulan
kemudian dipanggil Yang Maha Kuasa, ibu umumnya akan memiliki perasaan
seolah-olah menyalahkan dirinya dan terus bertanya-tanya apa kesalahan yang
telah diperbuatnya sehingga buah hatinya meninggalkannya untuk selamanya. Nah,
umumnya pasangan mencoba untuk memberikan dukungan yang rasional. Tapi
bagaimanapun juga, keduanya harus berusaha keras dengan tidak mencoba mencari
jawaban atau mencari penyebabnya sehingga hal itu terjadi.
Mayoritas orang berpendapat sama, bahwa kehilangan anak merupakan suatu penderitaan dan kesedihan yang sangat besar yang harus dihadapi. Orang tua umumnya merasa sangat syok, mereka berdua akan sangat menderita dan menjadi sulit untuk menerima keadaan. Hal ini akan menyulitkan mereka untuk mengatasi proses penderitaan. Bisa saja, yang satu jadi sangat sensitif dan lainnya jadi gampang marah. Akibatnya, hubungan suami-istri jadi memburuk.[2]
Study kasus
Beberapa bulan lalu Jakarta Ibukota negara
ini dilanda banjir besar, diperkirakan sekitar 2/3 wilayah jakarta tergenang
air yang membuat warga jakarta dan sekitarnya mengalami penderitaan,
penderitaan yang dialami warga Jakarta dan sekitarnya pada saat banjir antara
lain hilangnya harta benda karena terbawa arus air, perjalanan terganggu karena
disebagian jalan protokol di Jakarta dan sekitarnya juga tergenang air,
mengalami pemadaman listrik sampai matinya alat telekomunikasi dan internet
serta tidak bisa melakukan aktivitas karena kantor-kantor juga tergenang
banjir, sampai pada tingkat yang mengenaskan yaitu hilangnya nyawa karena
banjir itu sendiri. Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) Penanganan Banjir
menyatakan data korban meninggal karena banjir di DKI Jakarta dan Jawa Barat
mencapai 67 orang. "Mereka tewas karena tenggelam dan terseret arus,"
ujar Pelaksana Tugas Deputi Kesiapsiagaan Bakornas, Sugeng di Jakarta, Jumat
(9/2) malam.[3]
Banjir ini disebabkan meluapnya sungai dan kali di
Jakarta akibat curah hujan yang tinggi dan mampetnya sungai karena banyaknya
sampah
2.4 Siksaan
Penderitaan biasanya di
sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan
(Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit
untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau
tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatupemerintah. Masalah siksaan
jiwa atau rohani (psikis) yang akan diuraikan dalam Ilmu Budaya Dasar, antara
lain :
a.
Kebimbangan
Kebimbangan pasti akan dialami ketika seseorang
dihadapkan oleh dua pilihan yang penting yang ia tidak dapat menentukan pilihan
yang mana yang akan diambil.
Pada kasus banjir di Jakarta, banyak warga
Jakarta mengalami kebimbangan, apakah saat banjir datang mereka mengungsi atau
tetap berada dirumah sambil menunggu air surut, kebimbangan mereka antara lain
disebabkan kecemasan akan aman atau tidaknya harta benda mereka jika ditinggal
mengungsi, karena di Jakarta banyak orang-orang yang mengambil kesempatan dalam
kesempitan dan disatu sisi bahwa jika mereka tetap tinggal di rumah, mereka
juga cemas jika banjir melanda rumah mereka berhari-hari dan ketersedian bahan
makanan akan habis bagaimana dengan anak-anak mereka. Inilah contoh kebimbangan
yang dialami warga Jakarta dan sekitarnya pada saat banjir melanda Jakarta dan
sekitarnya pada beberapa bulan yang lalu, keadaan ini berpengaruh tidak baik
baik orang yang lemah pikirannya, karena masalah kebimbangan akan lama dialami olehnya
sehingga siksaan yang dirasakan olehnya pun menjadi berkepanjangan. Bagi orang
yang kuat berfikir ia akan cepat mengambil keputusan dengan berdasarkan
pertimbangan prioritas, prioritas pada kasus banjir di Jakarta dan sekitarnya
adalah nyawa mereka dan anak-anak mereka bukan harta benda, karena harta benda
dapat dicari / dibeli kembali tetapi nyawa mereka dan anak-anak mereka tak
dapat kembali lagi.
b.
Kesepian
Kesepian dialami seseorang berupa rasa sepi dalam
dirinya atau jiwanya, hal ini akan terus ia rasakan walaupun ia dalam
lingkungan orang ramai.[4] Ini yang perlu dianalisa pertama kali. Perbedaan antara kesepian dengan
kesendirian. Kesepian itu perasaan sepi. Sendirian itu ketika seseorang dalam
keadaan sendiri. Kesepian bisa berarti seperti “tikus kelaparan di lumbung
padi”. Banyak orang di sekitarnya tetapi tetap merasa sepi. Sedangkan
sendirian dalam keadaan sendiri, tetapi tidak merasa sepi.
Pada kasus tsunami di Aceh pada Tanggal 26
Desember 2004, banyak orang Aceh yang mengalami kesepian, kesepian ini
dikarenakan banyak orang-orang Aceh ditinggal mati keluarga dan orang yang
mereka sayangi, mereka merasa kesepian bahkan sampai ada yang tak mau hidup
lagi, karena mereka beranggapan hidup mereka tidak beguna lagi tanpa
orang-orang yang mereka sayangi, hari-harinya mereka merasa kesepian walaupun
ditengah orang yang ramai menghibur dirinya.
Seperti juga kebimbangan, kesepian perlu segera
diatasi agar seseorang tidak terus menerus merasakan penderitaan batin. Solusi
yang kami tawarkan adalah :
1. Berfikir positif, Yakinlah semua yang telah
menimpah manusia adalah berasal dari ketentuan Allah, ingatlah Allah SWT tidak pernah memberikan ujian yang
melebihi batas kemampuan manusia, berdoa dan kembali lebih mendekatkan diri
kepada Allah akan membuat hati (batin) tidak kesepian, karena Allah akan selalu
bersama manusia dikala senang / bahagian maupun dikala duka / menderita.
2. Sebagai homo socius, seorang perlu kawan untuk
menghilangkan rasa kesepian, orang itu perlu cepat mencari kawan yang dapat
diajak untuk berkomunikasi yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang
dialami kawan lainnya.
3. Selain mencari kawan, untuk menghilangkan
rasa kesepian, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan,
khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak lagi memperoleh
tempat yang menyita waktu dalam dirinya.[5]
c.
Ketakutan
Ketakutan (fobia) adalah kecemasan yang luar biasa, terus menerus
dan tidak realistis, sebagai respon terhadap keadaan eksternal tertentu. Fobia adalah rasa ketakutan yang
berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa
dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian
orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya,
pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada
perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap
fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap
fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika
seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara dibayangan
mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar,
berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam
keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan
tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut
berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan
dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan
orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain
terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim
seperti trauma bom,
terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang
yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi
(mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut
tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang
tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan
agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan
cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang
tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang
secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon
negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan
intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon
tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu
sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak
produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.[6]
penyakit
ketakutan (fobia) adalah kecemasan yang luar biasa, terus menerus dan
tidak realistis, sebagai respon terhadap keadaan eksternal tertentu.
penderita biasanya menghindari keadaan-keadaan yang bisa memicu terjadinya kecemasan atau menjalaninya dengan penuh tekanan.
penderita menyadari bahwa kecemasan yang timbul adalah berlebihan dan karena itu mereka sadar bahwa mereka memiliki masalah.
penderita biasanya menghindari keadaan-keadaan yang bisa memicu terjadinya kecemasan atau menjalaninya dengan penuh tekanan.
penderita menyadari bahwa kecemasan yang timbul adalah berlebihan dan karena itu mereka sadar bahwa mereka memiliki masalah.
agorafobia
arti harfiah dari agorafobia adalah takut akan keramaian atau tempat terbuka. secara lebih khusus agorafobia menunjukkan ketakutan akan terperangkap, tanpa cara yang mudah untuk terlepas bila kecemasan menyerang.
arti harfiah dari agorafobia adalah takut akan keramaian atau tempat terbuka. secara lebih khusus agorafobia menunjukkan ketakutan akan terperangkap, tanpa cara yang mudah untuk terlepas bila kecemasan menyerang.
keadaan-keadaan
yang sulit bagi penderita agoraphobia adalah antri di bank atau pasar swalayan,
duduk di tengah-tengah bioskop atau ruang kelas dan mengendarai bis atau
pesawat terbang. beberapa orang menderita agorafobia setelah mengalami serangan
panik pada salah satu keadaan tersebut. yang lainnya hanya merasakan tidak
nyaman dan tidak pernah mengalami serangan panik.
agorafobia sering mempengaruhi kegiatan sehari-hari, kadang sangat berat sehingga penderita hanya diam di dalam rumah.
pengobatan
terbaik untuk agorafobia adalah terapi pemaparan,
dengan bantuan seorang ahli, penderita mencari, mengendalikan dan tetap berhubungan dengan apa yang ditakutinya sampai kecemasannya secara perlahan berkurang karena sudah terbiasa dengan keadaan tersebut (proses ini disebut habituasi). psikoterapi dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan psikis yang melatarbelakangi terjadinya kecemasan.
dengan bantuan seorang ahli, penderita mencari, mengendalikan dan tetap berhubungan dengan apa yang ditakutinya sampai kecemasannya secara perlahan berkurang karena sudah terbiasa dengan keadaan tersebut (proses ini disebut habituasi). psikoterapi dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan psikis yang melatarbelakangi terjadinya kecemasan.
fobia
spesifik
fobia
spesifik merupakan penyakit kecemasan yang paling sering terjadi.
beberapa fobia spesifik (misalnya takut binatang, kegelapan atau orang asing) mulai timbul pada masa kanak-kanak. banyak fobia yang menghilang setelah penderita beranjak dewasa. fobia lainnya (misalnya takut hewan pengerat, serangga, badai, air, ketinggian, terbang atau tempat tertutup) baru timbul di kemudian hari. 5% penduduk menderita fobia tingkat tertentu pada darah, suntikan atau cedera; dan penderita bisa mengalami pingsan, yang tidak terjadi pada fobia maupun penyakit kecemasan lainnya.
beberapa fobia spesifik (misalnya takut binatang, kegelapan atau orang asing) mulai timbul pada masa kanak-kanak. banyak fobia yang menghilang setelah penderita beranjak dewasa. fobia lainnya (misalnya takut hewan pengerat, serangga, badai, air, ketinggian, terbang atau tempat tertutup) baru timbul di kemudian hari. 5% penduduk menderita fobia tingkat tertentu pada darah, suntikan atau cedera; dan penderita bisa mengalami pingsan, yang tidak terjadi pada fobia maupun penyakit kecemasan lainnya.
sebaliknya,
banyak pendeita penyakit kecemasan yang mengalami hiperventilasi, yang
menimbulkan perasaan akan pingsan, tetapi mereka tidak pernah benar-benar
pingsan.
penderita
seringkali dapat mengatasi fobia spesifik dengan cara menghindari benda atau
keadaan yang ditakutinya.
terapi
pemaparan merupakan sejenis terapi perilaku dimana
penderita secara bertahap dihadapkan kepada benda atau keadaan yang
ditakutinya. terapi ini merupakan
pengobatan terbaik untuk fobia spesifik.
psikoterapi dilakukan agar penderita memahami pertentangan psikis yang mungkin melatarbelakangi terjadinya fobia spesifik.
psikoterapi dilakukan agar penderita memahami pertentangan psikis yang mungkin melatarbelakangi terjadinya fobia spesifik.
fobia
sosial
kemampuan
seseorang untuk menjalin hubungan yang serasi dengan yang lainnya melibatkan
berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan keluarga, pendidikan, pekerjaan,
hobi, kencan dan perjodohan.
kecemasan tertentu dalam situasi sosial adalah normal, tetapi penderita fobia sosial merasakan kecemasan yang berlebihan sehingga mereka menghindari situasi sosial atau menghadapinya dengan penuh tekanan.
penelitian terbaru menunjukkan bahwa 13% penduduk pernah mengalami fobia sosial. [7]
kecemasan tertentu dalam situasi sosial adalah normal, tetapi penderita fobia sosial merasakan kecemasan yang berlebihan sehingga mereka menghindari situasi sosial atau menghadapinya dengan penuh tekanan.
penelitian terbaru menunjukkan bahwa 13% penduduk pernah mengalami fobia sosial. [7]
keadaan-keadaan
yang sering memicu terjadi kecemasan pada penderita fobia sosial adalah:
- berbicara di depan umum
- tampil di depan umum (main drama
atau main musik)
- makan di depan orang lain
- menandatangani dokumen sebelum
bersaksi
- menggunakan kamar mandi umum.
penderita merasa penampilan atau aksi mereka tidak tepat.
mereka
seringkali khawatir bahwa kecemasannya akan tampak, sehingga mereka
berkeringat, pipinya kemerahan, muntah, gemetaran atau suaranya bergetar; jalan
pikirannya terganggu atau tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat untuk
mengungkapkan maksud mereka.
jenis fobia sosial yang lebih umum ditandai dengan kecemasan pada hampir seluruh situasi sosial.
penderita
fobia sosial menyeluruh biasanya merasa bahwa penampilannya tidak sesuai dengan
yang diharapkan, mereka akan merasa terhina atau dipermalukan.
beberapa orang memiliki rasa malu yang wajar dan menunjukkan malu--malu pada masa kanak-kanak yang di kemudian hari berkembang menjadi fobia sosial. yang lainnya mengalami kecemasan dalam situasi sosial pertama kali pada masa pubertas.
fobia
sosial sering menetap jika tidak diobati, sehingga penderita menghindari
aktivitas yang sesungguhnya ingin mereka ikuti. terapi pemaparan
merupakan sejenis terapi perilaku yang efektif untuk mengatasi fobia sosial.
psikoterapi dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan batin yang mungkin
melatarbelakangi terjadinya fobia sosial.
Beberapa
istilah sehubungan dengan fobia :
- afrophobia —
ketakutan akan orang Afrika atau budaya
Afrika.
- caucasophobia
— ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
- hydrophobia
— ketakutan akan air.
- photophobia
— ketakutan akan cahaya.
- antlophobia
— takut akan banjir.
- cenophobia —
takut akan ruangan yang kosong
2.5 Kekalutan Mental
Bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental, atau
kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan bereaksinya mekanisme adaptasi
dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan,
sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari satu bagian, satu
organ, atau sistem kejiwaan/mental. Merupakan totalitas kesatuan ekspresi
proses kejiwaan/mental yang patologis terhadap stimuli sosial, dikombinasikan
dengan faktor-faktor kausatif sekunder lainnya (patalogi = ilmu penyakit ).[8]
Secara sederhana, kekalutan mental dapat dirumuskan
sebagai gangguan kejiwaan akiba ketidak mampuan seseorang mengatasi persoalan
hidup yang harus dijalaninya, sehingga yang bersangkuan bertingkah secara
kurang wajar.
2.6 Gejala-gejala permulaan pada orang yang
mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social
5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
6. Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social
5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
6. Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
2.7 Tahap-tahap gangguan jiwa :
1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
2.8 Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental
yaitu :
·
Kepribadian yang lemah atau kurang percaya
diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang
melankolis)
·
Terjadinya konflik sosial – budaya akibat
dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
·
Pemahaman yang salah sehingga memberikan
reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial (overacting) dan juga sebaliknya
terlalu rendah diri (underacting).
Proses – proses yang diambil
oleh sesorang dalam menghadapii kekalutan mental, sehingga mendorongnya
kearah :
·
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil
hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal,
tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu
4JJ1 SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
·
Negatif,
bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya
apa yang dicita-citakan.
Contohnya :
ü Agresi, yaitu : Meluapkan rasa emosi
yang tidak terkendali dan cenderung
melakukan tindakan sadis yang dapat mambahayakan orang lain.
ü Regresi, yaitu : Pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan. (menjerit,
menangis dll)
ü Fiksasi, yaitu : Pembatasan pada
satu pola yang sama (membisu, memukul dada sendiri dll)
ü Proyeksi, yaitu : Melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang
negatif pada orang lain.
ü Indentifikasi, yaitu : Menyamakan diri dengan sesorang yang sukses dalam
imajinasi, (kecantikan, dengan bintang film .dll)
ü Narsisme, self love yaitu : Merasa dirinya lebih dari orang lain.
ü Autisme yaitu : Menutup diri dari dunia luar dan tidak puas dengan
pantasinya sendiri.
Penderita kekalutan mental lebih banyak terdapat dalam
lingkungan ;
Ø Kota- kota besar yang banyak memberikan tantangan hidup yang berat dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ø Anak-anak usia muda tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendakinya.
2.9 Penderitaan &
Perjuangan
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi
konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk
bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh
pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus
optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam
surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali
orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.
2.10 Penderitaan, media
massa & seniman
Berita
mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV,
pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan
dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia
untuk berbuat sesuatu. Media massa adalah alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk
menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui
karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari
karya tersebut.
2.11 Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia
Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan
sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap
kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis
mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan.
Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
2.12 Contoh-contoh penderitaan dan penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan
manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
o Nasib buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
o Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
o Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
o Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.
o Nasib buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
o Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
o Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
o Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia
menjalani kehidupan didunia ini akan selalu
mengalami dua hal yang selalu silih
berganti antara kebahagiaan / kesenangan dengan penderitaaan / kesusahan.
Penderitaan atau kesusahan itu merupakan ujian dari Allah SWT yang telah
menciptakan manusia, penderitaan itu dapat menimpah kepada dua aspek dari
manusia yaitu aspek jasmani dan aspek rohani, penderitaan dapat berupa siksaan
yaitu kebimbangan, kesepian dan ketakutan serta kekalutan mental yang dapat
membuat manusia menderita. Manusia akan lebih menghargai kebahagiaan kalau
manusia itu pernah merasakan penderitaan, karena ia merasakan bagaimana rasanya
menderita dan ternyata suatu penderitaan
bukanlah sebuah hambatan untuk meraih kesuksesan atau cita-cita, banyak kita temukan atau jumpai ternyata
seseorang yang menderita ternyata mempunyai semangat / kekuatan baru dalam menjalani hidupnya (tahan banting),
tergantung bagaimana seseorang tersebut mengambil hikmah atau pelajaran dari
segala bentuk penderitaan yang dialaminya, contohnya : semula ia adalah
seseorang yang hidup sangat sederhana, yang setiap waktu biaya hidupnya hanya
dari mengumpulkan barang-barang bekas, tapi berkat keuletan dan semangatnya
dalam menjalani hidup ternyata dilain waktu hidupnya berubah, sekarang ia menjadi
bos atau juragan, dan berubahlah hidupnya sekarang, yang dahulunya penuh dengan
kekurangan dan penderitaan menjadi serba ada, dari contoh penderitaan diatas,
ternyata sebuah penderitaan itu tidak selamanya buruk, tergantung dari segi dan
apa yang dapat kita ambil dari suatu penderitaan tersebut.
3.2 Saran
– saran
Penderitaan seharusnya tidak menjadi sebuah hambatan
atau bumerang dalam menjalani kehidupan, setiap langkah dalam hidup kita akan
dimintakan pertanggung jawaban oleh Allah SWT, untuk itu besar harapan dari
kami untuk bersama-sama mengintrospeksi diri serta mengambil pelajaran dari setiap
musibah dan penderitaan yang kita alami. Perlu diketahui bahwa Allah itu
memberi suatu cobaan sebatas kemampuan manusia itu sendiri. Dan setiap cobaan,
musibah dan penderitaan pasti semua ada hikmah yang dapat kita ambil, Serta
yang utama kita harus banyak-banyak bersyukur, serta melapangkan hati untuk
senantiasa ikhlas dalam menghadapi sebuah cobaan.
Penderitaan yang dialami manusia dapat diatasi
dengan cara banyak bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh
Allah kepada manusia. Dan juga bersosialisasi dan mencari kawan tempat kita
mencurahkan permasalahan dan penderitaan kita serta penderitaan juga dapat
dikurangi dengan banyak melakukan aktivitas yang dapat menyibukan diri dan
melupakan penderitaan yang tengah kita alami, sehingga rasa kesepian tidak lagi
memperoleh tempat yang menyita waktu dalam diri.
DAFTAR PUSTAKA
Supartono W, Drs. 2004. Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta: Ghalia Indonesia
TEMPO Interaktif
Prof.
Abdulkadir Muhammad, S.H., 2011. Ilmu Sosial Dasar Umum. Bandung: Citra Aditya
Bakti
Widyo nugroho dan achmad muchji. 1994. Seri diktat kuliah Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma.
Dewi Rosdyana. 2012. Makalah Manusia Dan Penderitaan.http://dewirosdyana.wordpress.com/ilmu-budaya-dasar/bab-1-manusia-dan-kebudayaan/. 1 Oktober 2013
Muchji Achmad dan Nugroho Widyo 1996.Ilmu Budaya Dasar.Seri Diktat Kuliah UniversitasGunadarma.Depok
Comments
Post a Comment