Mengingat Allah Adalah Penangkal dan Penawar Gelisah
Hati adalah salah satu anugerah Allah swt yang tidak ternilai
harganya bagi manusia. Dengan hati, manusia dapat merasakan suka, duka,
bahagia, derita, kecewa, bangga, dan lain-lain. Dengan hati, manusia dapat
meraba persaan orang lain. Dengan hati, manusia dapat membuat kehidupan ini
penuh dengan kedamaian dan kasih sayang. Memang, hati adalah keajaiban yang senantiasa
menuntun manusia pada cahaya. Namun, hati pun dapat terluka dan menderita
penyakit yang sangat membahayakan pemiliknya. Apa sajakah penyakit yang dapat
menggerogoti hati? Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Allah swt telah melengkapi manusia dengan perangkat tubuh yang disebut dengan hati. Hati ini, pada dasarnya telah diciptakan bersih oleh Allah swt bersih dari berbagai macam penyakit. Namun, seiring dengan nafas kehidupan yang terus berhembus dan kian menua dalam rimba kehidupan, perlahan hati pun mulai terkontaminasi, terkotori, dan akhirnya menjadi tempat bersemayamnya berbagai macam penyakit, yang salah satunya adalah penyakit gelisah.
Allah swt telah melengkapi manusia dengan perangkat tubuh yang disebut dengan hati. Hati ini, pada dasarnya telah diciptakan bersih oleh Allah swt bersih dari berbagai macam penyakit. Namun, seiring dengan nafas kehidupan yang terus berhembus dan kian menua dalam rimba kehidupan, perlahan hati pun mulai terkontaminasi, terkotori, dan akhirnya menjadi tempat bersemayamnya berbagai macam penyakit, yang salah satunya adalah penyakit gelisah.
“Gelisah”, inilah salah satu jenis penyakit yang sering kali menyerang pertahanan hati. Gelisah merupakan penyakit hati yang banyak menyerang manusia, baik orang tua maupun para generasi muda.Gelisah merupakan salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya. Satu penyakit hati ini saja mampu memberikan berbagai efek negatif dalam kehidupan seseorang. Karena gelisah, seseorang dapat terjerumus kepada pelarian yang tidak semestinya, seperti malas belajar dan sekolah, malas bekerja, minum minuman yang memabukkan dan menggunakan obat-obatan terlarang (miras), terjerumus pada seks bebas, terdampar dalam dunia diskotik yang penuh dengan maksiat, dan berbagai sarana pelarian lainnya yang mengandung unsur-unsur maksiat. Jadi, satu penyakit hati ini saja dapat menimbulkan berbagai macam efek negatif dalam kehidupan seseorang, minimal akan menurunkan dan atau menghilangkan prestasinya, dan maksimal akan melemparnya ke limbah maksiat dan dosa.
Gelisah, memang satu penyakit hati yang sangat berbahaya namun hampir tidak pernah dipertimbangkan oleh kebanyakan manusia. Karena, biasanya mereka sudah memiliki cara masing-masing untuk menghilangkan gelisah tersebut. Ada yang menghilangkannya dengan cara-cara yang sesuai atau tidak melanggar syariat, namun banyak pula yang menghilangkan penyakit tersebut dengan cara-cara yang menyimpang dari syariat. Akibatnya, gelisah mereka hilang, dosa pun menerkam.
Allah swt telah menciptakan dan menganugerahkan hati bagi manusia sebagai salah satu perangkat kehidupan yang sangat vital, yang akan membantu melihat dan mendengar seruan Allah swt, yang akan membantunya dapat merasakan apa yang tengah dirasakan oleh orang lain. Namun, kita juga mengetahui bahwa segala sesuatu itu ada, tiada, terjadi, dan tidak terjadi hanya karena Allah swt. Dari sana, kita juga tahu bahwa Allah swt-lah yang telah menciptakan penyakit, dan Allah swt-lah yang memiliki penawarnya. Dan satu-satunya penawar yang paling efektif dan tidak bertentangan dengan syariat Islam untuk menangkal atau mengobati penyakit gelisah adalah dengan cara selalu mengingat Allah swt, sebagaimana telah dikatakan dengan jelas oleh Allah swt di dalam Al Quran, yang artinya:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du : 28)Dalam ayat di atas, Allah swt telah dengan tegas dan jelas mengatakan bahwa “… hanya dengan mengingat Allah swt-lah maka hati akan menjadi tenteram”. Maka tidak ada lagi penawar dan penangkal yang lebih baik dan lebih barakah lagi selain dengan cara mengingat Allah swt. Lalu, bagaimanakah yang dimaksud dengan mengingat Allah swt tersebut?Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengingat Allah swt, misalnya berdzikir, sholat, mempelajari dan membaca Al Quran serta mengamalkannya, senantiasa bersyukur kepada Allah swt, meyakini pertolongan Allah swt, dan perbanyak merenungi tanda-tanda kebesaran Allah swt yang terdapat di alam semesta maupun fakta sejarah.
1. Dzikrullah (dzikir kepada Allah swt)
Dzikir kepada Allah swt merupakan salah satu cara yang sangat
ampuh agar selalu mengingatkan kita kepada Allah swt. Kenapa demikian?
Karena, dzikir dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun (kecuali ketika tengah
berada di dalam toilet atau sedang buang air), serta oleh siapapun (tua maupun
muda, laki-laki maupun perempuan, sedang berhadats maupun dalam keadaan suci).
Dzikir juga merupakan salah satu amalan yang sangat mudah dan
ringan untuk dikerjakan, dapat dilakukan di dalam hati maupun disuarakan dengan
lisan. Dzikir ini pun tidak diikuti aturan mengenai batas minimal atau maksimal
untuk melakukannya, intinya adalah niat dan keikhlasan kita.
Mengingat Allah swt melalui berdzikir dapat dilakukan dengan
cara mengucapkan kalimat-kalimat thoyyibah (seperti, astagfirullaahal’adhim,
subhanallah, alhamdulillah, Laa ilaa ha Illallah, Allahu Akbar) secara lisan
maupun di dalam hati berulang-ulang dan terus-menerus, sebanyak yang kita
mampu.
Dzikir merupakan salah satu media untuk mengingat Allah swt
dalam segala aktivitas (kecuali pada saat buang air atau sedang berada di dalam
toilet), ketika berbaring, duduk, maupun berdiri.
“… Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah(berdzikir) hati
menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du : 28)
Satu hal yang harus diingat adalah, untuk dapat selalu mengingat
Allah swt dan berhasil menghapus atau menangkal rasa gelisah, dzikir tidak
hanya dilakukan sebatas ucapan lisan dan atau hati saja. Dzikir kepada Allah
swt merupakan rangkaian aktivitas yang melibatkan segenap hati, lisan, dan juga
perbuatan. Tanpa bersatunya ketiga aspek tersebut, maka sulit pula atau bahkan
tidak mungkin bagi hati kita untuk bersatu dengan Allah swt.
2. Sholat
Sholat yang merupakan ibadah paling utama bagi umat muslim juga
merupakan salah satu sarana penangkal dan penawar berbagai macam penyakit hati
yang bersarang di dalam dada manusia. Jelas saja, sholat merupakan ibadah yang
totalitas hanya mengingat kepada Allah swt, yang secara total juga hanya diisi
dengan kalimat-kalimat dzikrullah, ayat-ayat Allah swt.
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al
Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya
kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan
hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu
Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan
Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” (QS.Az Zumar :
23)
Sholat merupakan aktivitas komunikasi langsung dengan Allah swt,
Zat yang menggenggam dan menguasai segala hati, yang menciptakan penyakit dan
yang menyembuhkannya tanpa rasa sakit. Jika seseorang telah terhubung dan
berkomunikasi dengan Allah swt secara langsung dalam sholat yang khusyuk, maka
mustahil baginya terserang penyakit gelisah. Karena gelisah menyerang hati, dan
Allah swt-lah yang menggenggam dan menguasai segala hati.
3. Membaca, mempelajari, dan mengamalkan Al Quran
“ Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” (QS.Az Zumar : 23)
“… kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu
mengingat Allah …”, itulah janji Allah swt kepada hamba-Nya senantiasa
mengistiqomahkan diri mereka untuk selalu membaca, mempelajari, dan merenungi
ayat-ayat Al Quran secara terus-menerus.
Di sinilah, salah satu nilai pentingnya mengamalkan dan membaca
Al Quran secara kontinyu. Karena, Al Quran merupakan kitab yang berisikan
kalimat-kalimat yang penuh dengan kebaikan, ayat-ayat Allah swt yang telah
diturunkan di bulan yang penuh dengan barakah, bulan Ramadahan, maka tidak
heran dan tidak perlu lagi untuk diragukan bahwa Al Quran akan menjadi penenang
hati-hati yang membacanya, bahkan bagi para pendengarnya, sebagaimana firman
Allah swt di dalam Al Quran, yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal”. (QS. Al Anfal : 2)
Senantiasa basahi lidah dan jiwa kita dengan lantunan
kalimat-kalimat Allah swt yang termuat di dalam Al Quran, niscaya ketenangan
jiwa akan menjadi milik kita.
4. Bersyukur Kepada Allah swt
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumatkan, Jika kamu
bersyukur akan karuniaKu, pasti Aku tambah untukmu, jika kamu ingkar,
sesungguhnya azabKu sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah
negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rizkinya melimpah ruah dari segenap
tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah
merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang
selalu mereka perbuat”. (QS. An Nahl : 112)
Kedua ayat di atas telah memberikan gambaran mengenai peranan
rasa syukur kepada Allah swt. Pada QS. Ibrahim: 7, Allah swt telah mengatakan
bahwa Allah swt akan menambahkan nikmat-Nya kepada orang-orang yang bersyukur
atas segala yang telah mereka peroleh dan mereka miliki. Dan Allah swt akan
mengazab orang-orang yang mengingkari nikmat Allah swt (tidak mau bersyukur)
dengan azab yang sangat pedih.
Dan pada QS. An Nahl : 112, Allah swt telah memberikan gambaran
kepada kita mengenai nasib orang-orang yang tidak mau bersykur atau ingkar
kepada Allah swt. Allah telah mengazab mereka dengan kelaparan dan ketakutan.
Dari gambaran kedua ayat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa orang-orang yang senantiasa bersyukur akan memperoleh tambahan nikmat.
Hal ini tentu saja akan menambah ketenangan bagi mereka yang memperolehnya.
Atau boleh jadi nikmat yang ditambahkan itu berupa nikmat ketenangan jiwa yang
selalu dicari-cari oleh kebanyakan atau seluruh manusia. Sedangkan bagi mereka
yang ingkar atau tidak mau bersyukur, maka Allah swt akan mengazab mereka
dengan azab yang sangat pedih. Pada surah An Nahl : 113, Allah swt telah
mengazab orang-orang semacam ini dengan kelaparan dan ketakutan.
Kalau seseorang telah mendapat azab dari Allah swt, baik berupa
kelaparan, kehausan, kemiskinan, kebodohan, ketakutan, atau azab dalam bentuk
apapun, maka mustahil bagi mereka untuk merasakan ketenangan dalam hidupnya.
5. Yakinlah akan pertolongan Allah swt
“Masalah”… Ya, “masalah”, itulah yang menjadi pemicu utama
timbulnya kegelisahan dalam jiwa seseorang. Banyak sekali manusia, bahkan
mungkin hampir setiap manusia akan merasakan penyakit gelisah ini manakala
dihadapkan pada suatu permasalahan. Rasa takut terhadap berbagai masalah yang
menimpanya. Takut tidak dapat menyelesaikannya. Takut tidak ada yang akan
menolongnya keluar dari masalah tersebut.
Di sinilah, hendaknya kita mulai untuk yakin kepada Allah swt.
Ya, sebagai seorang muslim hendaknya kita mulai menanamkan secara mendalam di
dalam jiwa kita bahwa Allah swt adalah satu-satunya pemberi petunjuk dan
pertolongan yang terbaik bagi umat-Nya. Dan satu hal lagi yang wajib kita
yakini adalah bahwa pertolongan Allah swt itu dekat kepada umat-Nya.
Dengan meyakini bahwa pertolongan Allah swt itu dekat, maka
kegelisahan pun niscaya akan hilang. Karena kita tahu dan yakin bahwa Allah swt
pasti akan menolong hamba-Nya yang membutuhkan.
“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan
sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tentram hatimu karenanya.
Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”. (QS. Al Imran : 126)
“bilakah datangnya pertolongan Allah?”. Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat”. (QS Al Baqarah : 214).
6. Merenungi tanda-tanda kebesaran Allah swt
Satu hal lagi yang harus dilakukan untuk menghilangkan gelisah
dan memperoleh ketenangan batin adalah dengan jalan selalu merenungi
tanda-tanda kebesaran Allah swt.
Allah swt telah menciptakan alam ini dengan kekuasaan-Nya yang
luar biasa. Dan di sanalah terdapat beraneka tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi
orang-orang yang mau berpikir dan merenungkannya. Di sana ada siang dan malam
yang terus silih-berganti dengan waktu yang tetap, siapa yang memberikan
jadwal? Di sana ada planet-planet yang beredar di garis edarnya masing-masing
dan tidak pernah berenturan ataupun berebutan, siapa yang mengaturnya? Di sana
ada langit yang luas luar biasa mengambang tanpa penyanggah, siapa yang menopangnya?
Di sana ada buah duriann matang yang manis rasanya, siapa yang menaburinya
dengan gula? Di sana ada buah kelapa muda yang jika dibelah ada airnya yang
sangat segar, siapa yang menuangkannya? Berikut firman Allah swt di dalam Al
Quran:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Al Fushshilat : 53)
“Dan Dia lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan
gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua
buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan”. (QS. Ar Ra’du : 3)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati(kering)nya dan Dia sebarkan di
bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan “. (QS. Al Baqarah : 164)
“Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya
gunung-gunung yang kukuh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang
indah dipandang mata untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap
hamba yang kembali (mengingat Allah)”. (QS. Qaf : 7 – 8)
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak
guncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar
kamu mendapat petunjuk”. (QS. An Nahl : 15)
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya
gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut
ukuran”. (QS. Al Hijr : 19)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang
berakal….” (QS. Ali Imran : 190)
Selain itu, kita juga dapat merenungi kebesaran-kebesaran Allah
swt melalui fakta-fakta sejarah yang banyak diceritakan di dalam Al Quran dan
Al Hadits.
Demikianlah artikel sederhana mengenai “Mengingat Allah Adalah
penangkal dan Penawar Gelisah”. Semoga artikel sederhana ini dapat memberikan
barakah bagi kita semua. Amin
Comments
Post a Comment